Rabu, 03 Juli 2013

Tugas kajian pengantar logika




Tugas kajian pengantar logika
Di susun oleh : faisolhuda


1.     Pengertian definisi dari segi bahasa dan istilah.
Dalam pembicaraan yang bersifat ilmiah mendefinisikan sesuatu atau sebuah konsep merupakan hal yang  penting. Kata definisi jika di kaji secara historis berasal dari bahasa latin definite. Kata dasar definitio adalah finish yang berarti batas. Definisi secara sederhana dengan demikian dapat di artikan sebagi batasan atu pembatas yang bertugas menentukan batas sebuah konsep (pengertian) secara tepat, jelas, singkat.
Definisi yang baik sudah  jelas  harus  mencerminkan rumusan yang  jelas, singkat, dan lengkap. Yang mencakup semua unsur mengenai semua soal  yang hendak di definisikan . selain itu karena definisi pun bertugas membatasi suatu pengertian secara jelas , singkat, dan padat maka definisi itu mau tidak mau harus mampu membedakan sebuah pengertian dari pengertian yang lainnya.
Dimana setiap definisi ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tentang apa yang hendak di definisikan (difiniendum) dan uraian yang menjelaskan apa yang di definisikan itu yang  biasa di sebut definien. Biasanya sebuah definium terdiri dari satu atau dua kata, sedangkan definiens terdiri dari beberapa kata yang  membentuk sebuah kalimat. Definiens tidak berarti sama dengan definiendum melainkan definien merupakan simbol simbol yang  memiliki arti yang sama dengan difiniendum. Contoh : segi tiga adalah tiga buah garis lurus yang membentuk sebuah bidang datar dan tiga buah sudut. Segi tiga di sini adalah  difiniendum, dan tiga buah garis lurus yang membentuk sebuah bidang datar  dan tiga buah sudut adalah difiniensnya. Segi tiga dengan kata lain merupakan konsep yng hendak di jelaskan secara jelas, ringkas dan lengkap, sehingga siapapun nantinya tahu apa yang di maksud dengan pengertian tersebut.
2.     Definisi dan unsur unsurnya.
  Mendefinisikan adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata yang lain yang menunjukkan obyek yang lain pula.[1]  lalu apakah karakteristik suatu kata itu? Karakteristik itu tidak lain adalah genera (jenis) dan diferentia (sifat pembeda). Jadi mendefinisi sutu kata  adAlah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Di sebut genera diperuntukkan untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah di kenal, ia tercakup dalam kelompok dan di sebut deferentia karena setelah pikiran kita di antar pada genera, maka tahulah kita akan barang atau benda sejenis yang di cakup oleh genera tadi. Dengan menyebut deferensia maka sama halnya pengertian kata yang di definisikan.genera (jenis) yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan sifat pembedanya (deferensia) maka akan sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat adalah nama umum yang langsung mencakup benda atau barang yang didefinisikan  jadi jika kita hendak mendefenisikan ‘ kursi harus di mulai dengan tempat duduk’ setelah itu hadirkan sifat pembedanya.
Dengan prosedur demikian ternyata ada beberapa kata yang tidak dapat di definisi . pertama adalah kata yang tidak dapat di temukan generanya , maksudnya tidak bisa kita masukan  dalam kelompok nama umum. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kata yang menunjukkan kata dasar secara universal seperti wujud dan waktu yang keduanya tidak dapat di temukan diferensianya. Sekalipun memungkinkan di temukan generanya tetapi tidak dapat di temukan diferensianya , demikian pula dengan kata  yang tidak dapat di beri definisi karena kata tersebut tidak dapat di tangkap maksudnya kecuali bila di  hubungkan dengan kata yang lainnya, atau , yang dari pada , meskipun dan lain- lain.
Term khusus  dan nama unik  juga term yang praktis  tidak bisa diberi definisi, karena memiliki sifat kesendirian  yang tidak terbatas , sehingga tidak mudah di temukan sifat pembedanya. Jadi lebih muda mendefinisi term- term dalam ilmu pengetahuan  dan seni di bandingkan dengan barang barang yang kita jumpai  dalam penghidupan sehari hari.
3.     Jenis-jenis definisi.
Secara garis besar definisi dapat di bedakan menjadi dua jenis, yakni definisi nominal dan definisi real (ihromi, 1987). Definisi nominal merupakan definisi yang di rumuskan menurut katanya. Definisi nominal ini  berusaha menjelaskan difiniendum  dengan cara menguraikan menurut katanya. Dalam banyak hal definisi nominal ini tidak di anggap sebagai definisi dalam arti yang sesungguhnya. Ia kurang akurat di bandingkan dengan definisi real yang biasanya digunakan secara ilmiah.
Definisi nominal terdiri dari beberapa jenis. Ia bisa berjenis  stipulatif, etimologis, leksikal, dan sinonim.
  1. Definisi sptipulatif, di gunakan bila kita bermaksud memperkenalkan sebuah kata atau term baru yang sebelumnya tidak di ketahui. Dan hendaknya di pandang  sebagai usulan dalam penggunaan difiniendum agar dapat di mengerti  apa yang di maksud dengan difeniensnya.
  2. Definisi etimologis, adalah definisi yang berusaha menjelaskan definiendum dengan cara menelusuri asal usul katanya.
  3. Definisi leksial adalah definisi yang berusaha menjelaskan definiendum  dengan cara mengacu pada kamus tentu. Jadi tidak di maksudkan untuk mendefinisikan sebuah kata atau term baru yang belum di kenal melainkan sekedar untuk melaporkan kata atau term baru sebagaimana di jelaskan dalam kamus. Dan definisi ini berbeda dengan definisi stipulatif yang mana definisi ini dapat di tentukan benar atau salahnya. Yang bermanfaat untuk menjelaskan sebuah kata atau istilah kepada orang lain yang di perkirakan kurang memahaminya. Namun demikian, definisi klasikal belum cukup untuk memberikan penjelasan yang bersikap ilmiah. Dalam berbagai tulisan ilmiah populer definisi leksikal ini sangat membantu.
  4. Definisi yang menggunakan sinonim sangat di perlukan karena dalam setiap penulisan ilmiah hendaknya di gunakan bahasa yang sederhana dan dapat di mengerti semua orang.
Setelah di ketahui berbagai definisi nominal di atas, dapat di simpulkan bahwa definisi nominal memang cukup banyak membantu tetapi bantuan tersebut masih bersifat sementara, dan tidak bersifat ilmiah. Dalam sebuah definisi nominal tidak terungkap unsur hakiki dari difiniendum yang bersangkutan. Oleh karena itu masih perlu menyusun definisi untuk menyusun definisi lain yang bisa mengungkapkan unsur hakiki yakni definisi real.
Dalam membuat definisi real selalu melalui dua langkah pertama, menyatakan ciri atau unsur yang merupakan realitas tertentu dengan realitas lainya dalam jenis terdekat. Kedua menyatakan unsur atau ciri yang  membedakan realitas tertentu dengan realitas lainya.dan dalam definisi ini terdapat beberapa definisi yaitu definisi hakiki dan definisi deskriptif  yang menunjukkan (tujuan ) dan definisi yang menjelaskan sebab musabab (ihromi,1987).
a.       Definisi hakiki dan definisi esensial pada dasarnya tersusun dari jenis yang terdekat (genus proxium)dan perbedaan pesifik (deferentia specice). Dan definisi ini menjelaskan definiendum secara jelas.
b.       Definisi deskriptif yang mana definisi ini menggambarkan sifat sifat  yang melekat pada realitas yang di definisikan. Dn definisi ini di buat dengan sasaran agar daat di pakai untuk menjelaskan mengapa sebuah  benda atu realiotas di ciptakan.
c.        Definisi sebab musabab  sebenarnya sama dengan deinisi makud atu tujuan. Dalam definisi ini terjadi ebuah realitas yang mana di tentukan apa rfaktor faktor yang menjadi penyebab utama, dan faktor faktor yang menjadi penyebab penunjang, serta mengap realitas tersebut terjadi. Hal ini yang haus  di ungkap oleh pembuat definisi.
4.     Patokan membuat definisi.
a.         Tidak boleh lebih luas dan lebih sempit dari yang di definisikan.
Contoh: merpati adalah burung yang terbang cepat, ilmu adlah pengetahuan yang diperoleh dari membaca.
b.         Tidak boleh menggunakan kata yang di definisikan.
Contoh: kafir adalah orang yang ingkar
c.          Tidak boleh menggunakan penjelas yang justru membingungkan.
Contoh: kehidupan adalah sepotong keju.
d.         Tidak boleh menggunakan bentuk negatif.
Contoh: kiai adalah bukan pastur. Tapi boleh menggunakannya, karena tidak mungkin di hindari, seperti orang buta, orang yang indra penglihatanya tak berfungsi.
5.     Tujuan membuat definisi.
1.         Untuk meningkatkan kosa kata.
2.         Untuk menghilangkan ambiguitas.
3.         Untuk memperjelas arti.
4.         Untuk memberi penjkelas secara teoritis.
5.         Untuk mmpengaruhi sikap orang lain.


[1] Harold c. Martin, The logic & Rethoric as Exposition, new York, Rinehart & Company inc, 1959, hlm. 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.facebook.com/theicol