Tugas kajian pengantar logika
Di susun oleh : faisolhuda
1. Pengertian
definisi dari segi bahasa dan istilah.
Dalam pembicaraan yang bersifat ilmiah mendefinisikan
sesuatu atau sebuah konsep merupakan hal yang
penting. Kata definisi jika di kaji secara historis berasal dari bahasa latin
definite. Kata dasar definitio adalah finish yang berarti batas. Definisi
secara sederhana dengan demikian dapat di artikan sebagi batasan atu pembatas
yang bertugas menentukan batas sebuah konsep (pengertian) secara tepat, jelas,
singkat.
Definisi yang baik sudah jelas
harus mencerminkan rumusan
yang jelas, singkat, dan lengkap. Yang
mencakup semua unsur mengenai semua soal yang hendak di definisikan . selain itu karena
definisi pun bertugas membatasi suatu pengertian secara jelas , singkat, dan
padat maka definisi itu mau tidak mau harus mampu membedakan sebuah pengertian
dari pengertian yang lainnya.
Dimana setiap definisi ada dua hal yang
harus diperhatikan, yakni tentang apa yang hendak di definisikan (difiniendum)
dan uraian yang menjelaskan apa yang di definisikan itu yang biasa di sebut definien. Biasanya sebuah
definium terdiri dari satu atau dua kata, sedangkan definiens terdiri dari
beberapa kata yang membentuk sebuah
kalimat. Definiens tidak berarti sama dengan definiendum melainkan definien
merupakan simbol simbol yang memiliki
arti yang sama dengan difiniendum. Contoh : segi tiga adalah tiga buah garis
lurus yang membentuk sebuah bidang datar dan tiga buah sudut. Segi tiga di sini
adalah difiniendum, dan tiga buah garis
lurus yang membentuk sebuah bidang datar
dan tiga buah sudut adalah difiniensnya. Segi tiga dengan kata lain
merupakan konsep yng hendak di jelaskan secara jelas, ringkas dan lengkap,
sehingga siapapun nantinya tahu apa yang di maksud dengan pengertian tersebut.
2. Definisi
dan unsur unsurnya.
Mendefinisikan
adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat
mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata yang lain yang menunjukkan
obyek yang lain pula.[1] lalu apakah karakteristik suatu kata itu?
Karakteristik itu tidak lain adalah genera (jenis) dan diferentia (sifat
pembeda). Jadi mendefinisi sutu kata
adAlah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Di sebut
genera diperuntukkan untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu
barang atau benda akan mudah di kenal, ia tercakup dalam kelompok dan di sebut
deferentia karena setelah pikiran kita di antar pada genera, maka tahulah kita
akan barang atau benda sejenis yang di cakup oleh genera tadi. Dengan menyebut
deferensia maka sama halnya pengertian kata yang di definisikan.genera (jenis)
yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan sifat
pembedanya (deferensia) maka akan sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat
adalah nama umum yang langsung mencakup benda atau barang yang
didefinisikan jadi jika kita hendak
mendefenisikan ‘ kursi harus di mulai dengan tempat duduk’ setelah itu hadirkan
sifat pembedanya.
Dengan prosedur demikian ternyata ada
beberapa kata yang tidak dapat di definisi . pertama adalah kata yang tidak
dapat di temukan generanya , maksudnya tidak bisa kita masukan dalam kelompok nama umum. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah kata yang menunjukkan kata dasar secara universal seperti
wujud dan waktu yang keduanya tidak dapat di temukan diferensianya. Sekalipun
memungkinkan di temukan generanya tetapi tidak dapat di temukan diferensianya ,
demikian pula dengan kata yang tidak
dapat di beri definisi karena kata tersebut tidak dapat di tangkap maksudnya
kecuali bila di hubungkan dengan kata
yang lainnya, atau , yang dari pada , meskipun dan lain- lain.
Term khusus dan nama unik
juga term yang praktis tidak bisa
diberi definisi, karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas , sehingga tidak mudah di
temukan sifat pembedanya. Jadi lebih muda mendefinisi term- term dalam ilmu
pengetahuan dan seni di bandingkan
dengan barang barang yang kita jumpai
dalam penghidupan sehari hari.
3. Jenis-jenis
definisi.
Secara garis besar definisi dapat di
bedakan menjadi dua jenis, yakni definisi nominal dan definisi real (ihromi,
1987). Definisi nominal merupakan definisi yang di rumuskan menurut katanya.
Definisi nominal ini berusaha
menjelaskan difiniendum dengan cara
menguraikan menurut katanya. Dalam banyak hal definisi nominal ini tidak di
anggap sebagai definisi dalam arti yang sesungguhnya. Ia kurang akurat di
bandingkan dengan definisi real yang biasanya digunakan secara ilmiah.
Definisi nominal terdiri dari beberapa
jenis. Ia bisa berjenis stipulatif,
etimologis, leksikal, dan sinonim.
- Definisi sptipulatif, di gunakan bila kita bermaksud memperkenalkan sebuah kata atau term baru yang sebelumnya tidak di ketahui. Dan hendaknya di pandang sebagai usulan dalam penggunaan difiniendum agar dapat di mengerti apa yang di maksud dengan difeniensnya.
- Definisi etimologis, adalah definisi yang berusaha menjelaskan definiendum dengan cara menelusuri asal usul katanya.
- Definisi leksial adalah definisi yang berusaha menjelaskan definiendum dengan cara mengacu pada kamus tentu. Jadi tidak di maksudkan untuk mendefinisikan sebuah kata atau term baru yang belum di kenal melainkan sekedar untuk melaporkan kata atau term baru sebagaimana di jelaskan dalam kamus. Dan definisi ini berbeda dengan definisi stipulatif yang mana definisi ini dapat di tentukan benar atau salahnya. Yang bermanfaat untuk menjelaskan sebuah kata atau istilah kepada orang lain yang di perkirakan kurang memahaminya. Namun demikian, definisi klasikal belum cukup untuk memberikan penjelasan yang bersikap ilmiah. Dalam berbagai tulisan ilmiah populer definisi leksikal ini sangat membantu.
- Definisi yang menggunakan sinonim sangat di perlukan karena dalam setiap penulisan ilmiah hendaknya di gunakan bahasa yang sederhana dan dapat di mengerti semua orang.
Setelah
di ketahui berbagai definisi nominal di atas, dapat di simpulkan bahwa definisi
nominal memang cukup banyak membantu tetapi bantuan tersebut masih bersifat
sementara, dan tidak bersifat ilmiah. Dalam sebuah definisi nominal tidak
terungkap unsur hakiki dari difiniendum yang bersangkutan. Oleh karena itu masih
perlu menyusun definisi untuk menyusun definisi lain yang bisa mengungkapkan
unsur hakiki yakni definisi real.
Dalam
membuat definisi real selalu melalui dua langkah pertama, menyatakan ciri atau
unsur yang merupakan realitas tertentu dengan realitas lainya dalam jenis
terdekat. Kedua menyatakan unsur atau ciri yang
membedakan realitas tertentu dengan realitas lainya.dan dalam definisi
ini terdapat beberapa definisi yaitu definisi hakiki dan definisi deskriptif yang menunjukkan (tujuan ) dan definisi yang
menjelaskan sebab musabab (ihromi,1987).
a. Definisi
hakiki dan definisi esensial pada dasarnya tersusun dari jenis yang terdekat
(genus proxium)dan perbedaan pesifik (deferentia specice). Dan definisi ini
menjelaskan definiendum secara jelas.
b. Definisi
deskriptif yang mana definisi ini menggambarkan sifat sifat yang melekat pada realitas yang di
definisikan. Dn definisi ini di buat dengan sasaran agar daat di pakai untuk
menjelaskan mengapa sebuah benda atu
realiotas di ciptakan.
c.
Definisi sebab musabab sebenarnya sama dengan deinisi makud atu
tujuan. Dalam definisi ini terjadi ebuah realitas yang mana di tentukan apa
rfaktor faktor yang menjadi penyebab utama, dan faktor faktor yang menjadi
penyebab penunjang, serta mengap realitas tersebut terjadi. Hal ini yang haus di ungkap oleh pembuat definisi.
4. Patokan
membuat definisi.
a.
Tidak boleh lebih luas dan lebih sempit
dari yang di definisikan.
Contoh: merpati adalah burung yang terbang cepat, ilmu
adlah pengetahuan yang diperoleh dari membaca.
b.
Tidak boleh menggunakan kata yang di
definisikan.
Contoh:
kafir adalah orang yang ingkar
c.
Tidak boleh menggunakan penjelas yang
justru membingungkan.
Contoh:
kehidupan adalah sepotong keju.
d.
Tidak boleh menggunakan bentuk negatif.
Contoh:
kiai adalah bukan pastur. Tapi boleh menggunakannya, karena tidak mungkin di
hindari, seperti orang buta, orang yang indra penglihatanya tak berfungsi.
5. Tujuan
membuat definisi.
1.
Untuk meningkatkan kosa kata.
2.
Untuk menghilangkan ambiguitas.
3.
Untuk memperjelas arti.
4.
Untuk memberi penjkelas secara teoritis.
5.
Untuk mmpengaruhi sikap orang lain.
[1]
Harold c. Martin, The logic & Rethoric as Exposition, new York, Rinehart
& Company inc, 1959, hlm. 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
http://www.facebook.com/theicol