Rabu, 03 Juli 2013

makalah manajemen konflik




PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Arti konflik telah dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik merupakan ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja, karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Oleh karena itu konflik yang terjadi dalam individu, antar individu, kelompok, dan organisasi perlu dikelola dengan baik. Sehingga nantinya konflik tersebut tidak memberi dampak yang buruk bagi perkembangan organisasi ataupun yang lainnya.
RUMUSAN MASALAH     
1.      Bagaimana cara mengelola konflik
2.      Mengunakan metode-metode apa saja dalam pengelolaan konflik



PEMBAHASAN
A. METODE- METODE PENGELOLAAN KONFLIK
Ada tiga bentuk manajemen konflik pertama:
  1. Stimulasi konflik dalam satuan-satuan organisasi dimana pelaksanaan kegiatan lambat karena tingkat konflik terlalu rendah
  2. Pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan     produktifitas
  3.  Penyelesaian konflik.
Ada beberapa macam metode dalam pengelolaan konflik:
a. Metode Stimulasi Konflik
            Seperti telah disebutkan dimuka, konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-cara yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompok. Situasi dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan kariawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Oleh karena itu seorang manajer dituntut untuk memperhatikan konflik, dan selain itu juga harus bisa meredam ketakutan terhadap konflik.[1] Manajer dari kelompok seperti ini perlu merangsang timbulnya  persaingan dan konflik yang dapat mempunyai efek penggemblengan.
            Metode stimulasi konflik meliputi:
a)      Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
b)      Penyusunan kembali organisasi
c)      Penawaran bonus, pembayaran insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
d)     Pemilihan manajer-manajer yang tepat
e)      Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan

b. Metode Pengurangan Konflik
            Manajer biasanya lebih terlibat dalam pengurangan konflik daripada stimulasi konflik. Metode pengurangan konflik menekankan terjadinya antogonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Jadi, metode ini mengelola tingkat konflik melalui” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.
            Dua metode efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik. metode efektif  pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok. Metoda efektif  kedua adalah mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ‘’ancaman’’ atau ‘’musuh’’ yang sama.
c. Metode Penyelesaian Konflik
 kegiatan-kegiatan para menejer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan. Metode-metode penyelesaian konflik lainnya yang dapat digunakan mencakup perubahan dalam struktur organisasi, mekanisme koordinasi, dan sebagainya,telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
            Para manajer merupakan pihak utama dalam konflik-konflik yang terjadi, artinya sebagai orang yang terlibat secara aktif didalam situasi konflik yang berkembang
            Mereka seringkali diminta bantuan untuk bertindak sebagai pihak penengah pada saat  terjadinya konflik, dalam artian pada kasus apapun seorang manajer harus menjadi partisipan yang terampil dalam dinamika konflik, agar konflik tersebut menjadi konflik yang konstruktif bukan yang destruktif.[2]
            Seorang manajer juga harus dapatmenciptakan suasana yang harmonis, agar tidak terjadi konflik yang berdampak negatif terhadap kariawannya, terlebih dari itu, bagaimana seorang manajer bersama kariawannya dapat mengendalikan konflik dan memanfatkannya untuk kemajuan. Untuk kepentingan tersebut manajer harus berwibawa, jujur dan transparan. Itulah modal yang baik untuk menjalin komonikasi yang harmonis dengan para kariawan, menciptakan rasa saling percaya, budaya malu, serta budaya kerja berbasis kreativitas dan spiritual.[3]
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi , diperlukan daya dan usaha keras dalam setiap kegiatan. Usaha keras dapat dilakukan apabila organisasi itu sehat. Kesehatan organisasi  sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang ada. Sumber daya terpenting yang harus selalu ditumbuh kembangkan terutama adalah sumber daya manusianya.
Pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai kondisi kultur yang baik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara adalah dengan menumbuhkan motivasi dan kreativitas kerja melalui koflik organisasi yang bertujuan untuk meminimalkan konflik yang merugikan dan memfungsionalkan konflik yang menguntungkan.
Ada beberapa cara untuk memfungsionalkan konflik dalam kerangka meningkatkan kinerja[4]:
Pertama:
Tehnik Avoiding (penghindaran) yaitu merupakan perilaku menghindar dari situasi konflik.tehnik ini dapat digunakan apabila kurang berarti, potensi kekacauan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.
Kedua:
Tehnik accommodating yaitu kooperatif tetapi tidak tegas artinya ada kemauan untuk memuaskan keinginan pihak lain, memupuk kerja sama, meratakan perbedaan guna mempertahankan keharmonisan.
Tehnik ini tepat digunakan jika persoalan yang ada lebih penting bagi pihak lain dari pada bagi kita, untuk membangun kekuatan sosial apabila muncul kekuatan dimasa datang guna meminimalkan keruggian jika kita kalah dalam menghadapi persoalan yang berkembang, jika harmoni dan stabilitas merupakan hal yang sagat penting.
Ketiga:
Tehnik competing yaitu sikap tidak kooperatif, bekerja dengan cara menentang pihak lain dan berusaha untuk mendominasi dalam situasi menang atau kalah.
Tehni ini tepat digujakan apabila untuk menentukan kebijakan dalam situasi yang darurat, persoalannya penting, bersifat vital bagi kemajuan sekolah, konflik ini terjadi dengan pihak-pihak oportunis.
Keempat:
Tehnik compromised yaitu perilaku yang diekspresikan dengan sikap yang cukup kooperatif dan tegas (assertif) berupaya untuk memuaskan kedua belah pihak. Tehnik ini dapat dipakai jika tujuan penting dan kurang berombang dengan kekacauan yang ditimbulkannya dan jika pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang.
Kelima:
 Tehnik collaboraying yaittu perilaku yang ditunukkan dengan sikap kooperatif maupun assertif danberupaya untuk memuaskan keinggginan kedua belah pihak.
ds
Setiap organisasi, institusi, komoniti termasuk didalamnya sekolah pasti mempunyai potensi konflik yang apabila tidak ditangani secara bijak maka akan menimbulkan permasalahan bagi integrasi organisasi.
Managemen koonflik yang efektif akan seslalu merespon konflik secara positif sehingga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi dan kreatifitas guna mendorong kinerja individu-individu dalam organisasi.
Bahkan konflik yang direspon secara positif akan menciptakan kultur yang mendorong kerja sama, dalam hal ini konflik yang produktif dan bersifat membangun yang akhirnya dapat menciptakan orhganisasi yang sehat (organization heath)   


KESIMPULAN
Pada dasarnya konflik dapat dikelola dengan beberapa metode. yaitu stimulasi konflik, pengurangan konflik, penyelesean konflik, selain itu ada beberapa cara untuk memfungsionalkan konflik diantaranya: tehnik Avoiding, tehnik Accomodeting, tehnik Compoting, tehnik Compromised, tehnik collaborating. Dengan adanya beberapa metode dalam pengelolaan konflik, diharapkan konflik dapat dimanfaatkan sehingga nantinya konflik tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik.           




DAFTAR PUSTAKA
Hendrik William, Bagaimana Mengelola Lonflik, Bumi aksara, Jakarta, 1996.
Winardi, Manajemen Konflik, Mandar maju, Bandung, 2007.
Maris masri, Kiat Menangani Konflik, Erlangga, Jakarta, 2001.
Mulyasa E, menjadi kepala sekolah professional, Remaja rosdakarya, Bandung, 2003.


[1] Dr. William hendrik, bagaimana mengelola konflik, hal 1
[2] Prof. Dr. Winardi, manajemen konflik, hal 17
[3] Dr. E. mulyasa, menjadi kepala sekolah professional, hal 238
[4] Masri maris, kiat menangani konflik, hal 40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.facebook.com/theicol