Rabu, 03 Juli 2013

EFALUASI RUMAH TANGGA



MAKALAH
EVALUASI RUMAH TANGGA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“ Studi Hukum Islam”


MAKALAH
EVALUASI RUMAH TANGGA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“ Studi Hukum Islam”


 
Dosen Pembimbing :
Bambang Subandi, M.Ag

Oleh :
FAISOL HUDA
ABUYAMIN
 NAWAFILUL MUKAROMAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011




KATA PENGANTAR

Pujian dan kesyukuran hanya bagi Allah. Karena-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang akan datang pembahasannya ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bambang Subandi, M.Ag, selaku dosen pembimbing mata kuliah bersangkutan, juga teman-teman yang telah turut memberikan bantuannya dalam proses pembuatan makalah ini.
Tiada daya dan upaya yang kami miliki, untuk itu tentunya makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, baik dalam redaksinya maupun isi yang ada dalam pembahasan makalah ini. Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah berikutnya.



Penyusun


 

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Rumah tangga merupakan unsur yang paling kecil dalam sebuah organisme kehidupan, rumah tangga terbentuk sejak adanya ikatan suci pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi secara legal. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah,ibu dan anak. Dalam perjalannanya tidak lepas dari permasalahan missal hubungan antara suami dan istri, hubungan antara orang tua dan anak,dan lain-lain. Untuk menangani masalah tersebut ada upaya yang dilakukan dalam mengatur kehidupan berumah tangga, setelah itu diperlukan adanya evaluasi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tolak ukur keberhasilan dalam membina keluarga yang akinah,mawaddah,dan warrahmah yang sesuai dengan keluarga ideal sesuai ajaran Islam
Proses evaluasi (penilaian) hasil dari evaluasi rumah tangga khususnya untuk pendidikan agama di dalam rumah tanggga itu sendiri, yang merupakan salah satu faktor unggulan yang ada nya perbaikan dalam evaluasi rumah tangga. Tentunya ini sangat menarik guna mengetahui optimalisasi evaluasi antara pendidikan agama dan pendidikan umum yang bias di terapkan dalam rumah guna meningkatkan kesejahteraan di dalam rumah tangga. Ditambah dengan kebijakan kepala keluarga dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarganya.




BAB II
PEMBAHASAN
B.     Pembahasan
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat".[Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.[1]     
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.[2]
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. [3]
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.[4]
Evaluasi adalah merupakan proses menggambarkan, memproleh dan menyajikan informasi yang berguna  untuk menilai alternatif keputusan [5] 
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". AL Baqarah 201
A.    Ukuran Evaluasi Rumah Tangga 
Penilaian kinerja pelaku merupakan bagian di dalam proses manajemen organisasi,yang bertujuan sebagai alat evaluasi atas pekerjaan yang dilaksanakan serta sebagai bagian penting dalam program pengembangan kapasitaspelaku. Hasil penilaian menjadi umpan balik atas kinerja, dan menjadi acuan bagi penguatan dan perbaikan kinerja pelaku di masa yang akan datang. Penilaian kinerja mengukur dan menilai bagaimana proses perilaku
Hasil penilaian akan dibandingkan dengan standard capaian yang ditetapkan oleh kepala rumah tanggga, sehingga dapat memberikan umpan balik bagi tindakan antisipatif dan korektif dalam peningkatan kinerja. Standard capaian penilaian bersifat konsisten dan terukur, dimana aspek dan indikator penilaian standard merupakan penjabaran dari tugas masing-masing keluarga.
B.     Bentuk-bentuk Evaluasi Rumah Tangga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas [6]

a.      Berdasarkan Lokasi

ü Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
ü Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
ü Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
ü Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
ü Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
ü Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
ü Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .

b.       Berdasarkan Pola Otoritas

·         Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
·         Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
·         Equalitarian, suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
C.    Teknik evaluasi rumah tanngga.  
       Secara garis besar, tehnik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam:
a.        Teknik  non-Tes
Ada beberapa non teknis :
1.      Skala Bertingkat        
            Skala menggambarkan suatu nilai yang ber bentuk angka terhadap suatu hasil pertimbanganmaka suatu skala disajikan dalam bentuk angka
 
2.      Kuesioner
Kuesioner juga sering juga disebut angket, pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan di ukur,dengan kuesioner ini orang dapat di ketahui tentang keadaan/data diri,pengamalan,pengetahuan,sikap atau pendapatnya dan lain-lain.tentang macam kuesioner,dapat di tinjau dari beberapa segi kuesioner langsung dan tidak langsung
3.      Daftar Cocok
            Daftar cocok adalah deratan peryataan yang biasanya disingkat-singkat,dimana responden yang dievaluasi tinggal di bubuhkan
4.      Wawancara
            Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban  dari responden dengan jalan tanya jawab .
5.      Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yng dilakukan dengan cara  mengadakan  pengamatan dengan teliti serta pencatatan secara sistematik
6.      Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupan nnya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi aakn dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.[7]
b.        Teknik tes
Tes adalah suatu taknis atau cara dalam cara melaksakan kegiatan evaluasi,yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan  atau dijawab oleh anak didiknya, pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang prilaku.

Di dalam agama Islam terdapat sistem hidup yang mampu mengantarkan manusia menuju tujuan hidupnya. Dan barang siapa yang menggunakan Islam sebagai acuan dan pegangan hidup (way of life) di dalam menjalani kehidupannya, maka ia akan dijamin oleh Allah untuk mencapai tujuannya, sebagaiman firman Allah:
ومن يعتصم بالله فقد هدي إلى صراط مستقيم   

“Barang siapa yang berpegang teguh kepada ajaran agama Allah (Islam), sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS. Ali- Imran:101).
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada sistem ajaran agama sebagai acuan dan pegangan hidup (way of life) di dalam menjalani kehidupannya, maka hilanglah kekuatan pengotrol yang ada dalam dirinya. Dengan demikian, satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral adalah keluarga dengan hukum dan peraturannya. Namun biasanya pengawasan keluarga itu sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena pengawasan keluarga itu datang dari dalam, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam keluarga itu banyak orang yang melakukan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran yang sama. Di sinilah pentingnya dilakukan evaluasi rumah tangga terhadap setiap aktifitas kehidupan di dunia ini dalam menuju kehidupan akhirat.
Selain itu karena dalam evaluasi rumah tangga tujuan utamanya membentuk akhlak mulia, maka evaluasi lebih menekankan pada penguasaan sikap yang tercermin dalam tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya. Dan uraian ini menunjukan bahwa evaluasi rumah tangga seharusnya lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor, bukan pada aspek kognitif yang selama ini menjadi bahan kritikan. Pelaksanaan evaluasi rumah tangga juga harus melibatkan berbagai pihak, baik pihak sekolah, maupun masyarakat. Kedua lembaga ini tidak boleh antara satu dan lainnya bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral. Oleh karena itu, pembinaan moral pada anak rumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghafalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan, misalnya harus dilakukan dari sejak kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Dan sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian dapat berjalan dengan baik. Pendidikan agama di sekolah harus dilakukan secarra intensif agar ilmu dan amal dapat dirasakan anak didik di sekolah. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral, karena kerusakan moral masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan moral anak-anak.


BAB IV
 KESIMPULAN

A.        KESIMPULAN
Dengan demikian, evaluasi rumah tangga merupakan evaluasi atas kehidupan dengan segala cobaannya. Evaluasi bukan hanya sekedar persiapan untuk kehidupan di dunia, melainkan ia merupakan kehidupan itu sendiri sebagai jalan untuk persiapan kehidupan di akhirat. seseorang yang kan melaksanakan, membuata program kerja, oleh Islam dianjurakan agar bermula dari perencanaan yang matang, memperhitungkan segala macam kemungkinan yang akan terjadi, dampak positif dan negatifnya bagi hari esok, baik di dunia dan di akhirat. Dari sini tampak jelas bahwa evaluasi yang ditawarkan Al-Ghazali dengan berdasar atas hadis Nabi Saw. tidak sekedar menggunakan item yang verbalistik akan tetapi bersifat integral. Terakhir dari komponen kurikulum adalah penilaian atau evalingkat uasi. Berhasil tidaknya suatu pendidikan rumah tangga dapat dilihat setelah  dilakukan evaluasi terhadap produk dan prosesnya. Jika produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah tetapkan maka pendidikan ruanh tangga disebut berhasil, jika sebaliknya gagal.

 
DAFTAR PUSTAKA

Al-Gahzali.2003. Ayyuhal Walad, terjemah Abu A. Husainy .Solo: Pustaka Zawiyah, 2
Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga
Fr Tderique Holdert dan Gerrit Antonides.1997. “Family Type Effects on Household Members Decision Making. Provo, UT : Association for Consumer Research
H.daryanto .1992.  Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pt Rineka
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
Naryanto H. 1999. Efaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Yunus Mahmud, 1990.Kamus Arab-Indonesia.Jakarta: Hidakarya



FUTNOT

[2] ibid
[4] Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga
[5] H.daryanto . Evaluasi Pendidikan. (Jakarta. Pt rineka. 1999). Hal 2
[6] Fr Tderique Holdert dan Gerrit Antonides, “Family Type Effects on Household Members Decision Making”, Advances in Consumer Research Volume 24 (1997), eds. Merrie Brucks and Deborah J. MacInnis, Provo, UT : Association for Consumer Research, Pages: 48-54
[7] Ibit hal(28)


1 komentar:

http://www.facebook.com/theicol