Kamis, 11 Juli 2013

SELEKSI




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Seleksi individu-individu yang tersedia untuk mengisi jabatan-jabatan yang kosong adalah semakin berarti manakala terdapat lebih banyak pelamar daripada lowongan-lowongan yang tersedia. Keputusan-keputusan seleksi sumber daya manusia berkenaan dengan pembebanan serangkaian tindakan kepada individu-individu yang hasil-hasilnya adalah penting bagi organisasi atau individu yang terlibat.
Proses seleksi kepegawaian merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen. Dikatakan demikian karena apakah dalam organisasi tersebut terdapat sekelompok pegawai yang memenuhi tuntutan organisasi atau tidak sangat tergantung pada cermat tidaknya proses seleksi itu dilakukan.
Tujuan seleksi adalah mengidentifikasi dari sekelompok  pelamar orang-orang yang bakal di angkat menjadi karyawan-karyawan perusahaan. Jika teknik-teknik seleksi yang digunakan untuk menilai kandidat-kandidat telah dipilih secara benar dan divalidasi. Maka diharapkan tujuan ini tercapai. Selanjutnya akan dibahas pada makalah ini secara tuntas dan terperinci.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN SELEKSI
Seleksi (selection) adalah proses memilih dari sekelompok pelamar, orang yang paling sesuai untuk menempati posisi tertentu dan untuk orgaanisasi.[1] Seleksi merupakan proses dengannya sebuah perusahaan memilih dari sekelompok pelamar, atau orang yang paling memenuhi criteria seleksi untuk memenuhi posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini.[2] Mencocokan secara tepat orang dengan pekerjaan dan organisasi adalah tujuan proses seleksi.
Seleksi merupakan fungsi yang penting karena keahlian-keahlian yang di butuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya diperoleh melalui proses seleksi, seleksi merupakan motivasi jika orang yang tepat telah diseleksi maka proses motivasi akan berjalan dengan baik di karenakan orang tersebut memilki perilaku yang baik dan akan menunaikan tugas mereka sesuai dengan system yang tertata.  Perusahaan menaruh perhatian yang besar pada seleksi karena mereka mengakui bahwa seleksi adalah tempat awal untuk membangun kualitas ke dalam organisasi mereka.
Proses seleksi dipengaruhi dan mempengaruhi oleh sumber daya manusia lainnya, sebagai contoh, apabila proses seleksi hanya menyediakan bagi perusahaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dengan jumlah terbatas, organisasi mungkin harus mengadakan program pelatian yang ekstentif. Jika paket kompetensi lebih rendah di bandingkan yang di tawarkan oleh perusahaan lain dalam kompetisi, memikat para pelamar yang berkualitas terbaik mungkin sulit atau mustahil. Proses seleksi adalah pusat manajemen personalia, analisa jabatan, perencenaan sumber daya manusia, dan penarikan di lakukan terutama untuk membantu seleksi personalia. Bila seleksi yang di upayakan tidak tepat upaya-upaya tersebut akan sia-sia, oleh karena itu seleksi adalah kunci sukses manajemen personalia, bahkan sukses organisasi.
Seleksi penting karena tiga alasan, yaitu: pertama, kinerja para manajer akan senantiasa bergantung sebagian pada kinerja bawahan-bawahannya. Karyawan yang tidak memiliki kemampuan yang baik tidak akan dapat bekerja secara efektif dan kinerja manajer akan terganggu pula. Kedua, karena biaya mengangkat karyawan dan ketiga, karena implikasi legal dari pelaksanaannya secara serampangan.
B.     SASARAN SELEKSI
Efisiensi, seleksi menetukan siapa saja yang berhak bergabung dengan organisasi. Aktifitas seleksi dapat memakan biaya sangat besar apabila diterapkan untuk menyeleksi sejumlah besar pelamar. Upaya yang sesekali untuk menyeleksi secara hati-hati akan membuahkan hasil kembalian investasi yang sangat tinggi.
Ekuitas, aktivitas seleksi adalah sinyal yang paling kentara dan paling penting tentang komitmen berorganisasi terhadap keadilan dan kepatuhan legal.
C.     KRITERIA SELEKSI
Manajer perlu menentukan criteria seleksi guna mengevaluasi pelamar untuk posisi yang lowong, criteria seleksi adalah karakteristik-karakteristik yang berasal dari deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Criteria seleksi biasanya dapat di golongkan menjadi beberapa kategori: pendidikan formal, pengalaman kerja, kondisi fisik, dan karakteristik kepribadian.
1.      Pendidikan formal
Perusahaan yang memilih dari sekumpulan pelamar kerja tentunya berharap dapat menemukan orang yang mempunyai kemampuan dan sikap yang tepat agar berhasil, sebagian besar perusahaan berupaya menyaring kemampuan dengan menetapkan pencapaian-pencapaian akademis. Untuk criteria, perusahaan cenderung menetapkan lamanya pendidikan formal dan jenis pendidikannya. Sebagai contoh untuk jabatan akuntan, perusahaan menetapkan sarjana akuntansi sebagai criteria pendidikannya.
2.      Pengalaman/kinerja masa lalu
Criteria lainnya yang dapat dipakai adalah pengalaman kerja, banyak spesialis seleksi yang meyakini bahwa pengalaman kerja di masa lalu bisa menjadi indicator terbaik dari kerja yang akan datang, perusahaan kerap menganggap pengalaman kerja sebagi indicator yang baik dari kemampuan dan sikap dari pekerjaan. Dengan alasan bahwa calon pelamar yang sudah memiliki pengalaman kerja di masa lalu tentulah memilki bakat untuk bekerja secara efektif[3]. 
3.      Karakteristik fisik
Banyak perusahaan secara sadar dan tidak menggunakan karakteristik fisik (termasuk penampilan si pelamar) sebagai criteria seleksi, dengan catatan bahwa penampilan fisik berhubungan secara langsung terhadap efektifitas pekerjaan, sebagai contoh ketajaman penglihatan, merupakan karakteristik yang dapat di pakai untuk mengangkat pilot pesawat dan lain sebagainya.
4.      Pribadi dan Tipe kepribadian
Karakterisstik pribadi meliputi status perkawinan, jenis kelamin, usia, dan sebagainya, sikap dan keahlian tertentu dapat pula dipertimbangkan sebagai bagian dari kategori criteria.
D.    KRITERIA-KRITERIA TEKNIK SELEKSI SELEKSI
Perusahaan yang akan melakukan seleksi tentunya dapat menentukan karakteristik yang akan di ujikan dalam prosesnya, setelah criteria sukses ditemukan maka lcara selanjutnya adalah menentukan cara memprediksi pelamar mana yang dapat mencapai tingkat kesuksesan yang akan di capai. Pemilihan sebuah teknik seleksi dapat mempertimbangkan : validitas, keandalan, biaya dan kemudahan pelaksanaan.
a.       Validitas
Validitas merupakan kadar terhadap prediksi-prediksi dari informasi seleksi didukung oleh bukti. Validitas dalam teknik seleksi adalah tingkat dimana teknik ini menjadi indicator atau peramal kesuksesan bagi pekerjaan.pada tingkat pertama validitas di maksudkan sebagai taraf dimana teknik seleksi mengukur yang dikehendaki untuk di ukur. Sebagai contoh: formulir lamaran kerja, tes mengetik dan lain-lain.uniform guidelines mengembangkan tiga pendekatan untuk memvalidasi tes selsksi : validitas terkait criteria, validitas isi, validitas konstruk.
1)      Validitas terkait criteria, adalah metode validitas tes yang membandingkan skor-skor tes seleksi dengan beberapa aspak kerja yang telah di tetapkan, misalnya dengan penilaian kerja.ukuran kerja bisa mencakup kualitas, kuantitas kerja, dan perputaran karyawan. Hubungan yang dekat antara skor tes dengan kinerja pekerjaan menunjukkan bahwa tes tersebut valid.
2)      Validitas isi, metode validitas dimana seseorang menjalankan tugas tertentu yang benar-benar diperlukan oleh pekerjaan atau menyelesaikan tes tertulis yang mengukur pengetahuan pekerjaan yang relevan.
3)      Validitas konstruk, metode validitas yang menentukan kemampuan tes dalam mengukur konstruk atau cirri-ciri tertentu yang menurut analisis pekerjaan di anggap penting untuk menjalankan pekerjaan.contoh: sebuah pekerjaan yang membutuhkan tingkat kreatifitas atau kemampuan analisis yang tinggi.

b.      Keandalan
Kendalan (reability) diartikan sebagai tingkat dimana sebuah teknik pengukuran karakteristik pribadi pelamar memberikan hasil-hasil yang stabil dan konsisten. Tes keandalan adalah tingkat terhadapnya suatu tes seleksi memberikan hasil-hasil yang konsisten. Keandalan merupakan isu yang penting dalam seleksi karyawan karena keandalan berfungsi sebagai batasan kendala dan validitas.
c.       Biaya
Sebuah tes yang sahih dan benar-banar terandalkan akan memiliki harga beli yang tinggi, manajer harus memperhatikan biaya yang dikucurkan dalam pelaksanaan teknik tertentu. Sebagai contoh, manajer sering menggunakan teknik wawancara untuk menyisihkan jumlah pelamar yang banyak dan bisa saja waktu yang di habiskan untuk mewawancarai kandidat bisa sangat mahal.
d.      Kemudahan pelaksanaan
Hal ini berhubungan dengan jumlah waktu yang tercakup dalam pelaksanaan dan kehlian yang diperlukan untuk melaksanakan sebuah teknik. Tes yang terstandarisasi dan skala penilaian akan lebih mudah di laksanakan, namun wawancara lebih sukar. Tes-tes khusus memerlukan tenaga-tenaga pelaksanaan yang berkeahlian khusus sangat jarang dimilki oleh manajer sumber daya manusia.
E.     TEKNIK TEKNIK SELEKSI
1.      Formulir pendaftaran[4]
Formulir lamaran pekerjaan dapat digunakan untuk mengeliminasi pelamar-pelamar yang tampaknya tidak memenuhi syarat. Hampir semua organisasi menggunakan formulir. Meskipun formulir lamaaran berpotensi menjadi alat seleksi ayng berguna, sangat sedikit yang dirancang untuk memberika jenis informasi yang shahih dan dapat di andalkan bagi keputusan seleksi.

2.      Tes-tes seleksi[5]
Test adalah alat memperoleh sampel perilaku yang terstandardisasi. Cara penilaian test adalah konstan. Tes digunakan tidak hanya untuk menyeleksi karyawan-karyawan baru bagi organisasi, tetapi juga untuk penempatan dan penugasan yang berbeda ke pekerjaan yang paling sesuai setelah orang di angkat sebagai karyawan. Diantara jenis-jenis test adalah:
a.       Tes kecerdasan umum
b.      Tes psikologis
c.       Tes pengetahuan
d.      Tes kinerja
e.       Tes pencapaian
f.       Tes kemampuan

3.      Wawancara pekerjaan[6]
Teknik ini digunakan sebagai instrumen seleksi, biasanya terjadi relatif belakangan dalam proses seleksi. Karena wawancara memakan banyak waktu manajer, dan sedikit manajer yang ingin melepaskan wawancara sebagai instrumen seleksi. Maka wawancara patutlah dirancang secara hati-hati guna memastikan bahwa kriteria seleksi sedapat mungkin haruslah terandalkan dan menilai secara shahih.
Dan wawancara disini memiliki bermacam-macam tipe diantaranya adalah:
a.       Wawancara terpola/terstruktur
Yaitu dimana pewawancara mempersiapkan pertanyaan sebelumnya dan tidak melenceng sedikitpun dari pertanyaan tersebut.


b.      Wawancara semi terstruktur
Yang mana hanya pertanyaan pokok-pokok saja yang yang dipersiapkan sebelumnya untuk memandu dalam proses wawancara tersebut.
c.       Wawancara tidak terstrutur
Pewawancara tidak mempersiapkan sebelumnya subyek/bahan wawancara. Pewawancara mungkin akan hanya menyiapkan sedikit saja pertanyaan untuk memulai wawancara.
d.      Wawancara streess
Kadang-kadang pewawancara memang disengaja menciptakan suasana streess agar dia mengetahui dan melihat bagaimana mereka bersikap dalam keadaan seperti itu.
e.       Wawancara kelompok
Kadang kala wawancara kelompok menyangkut permintaan kepada kelompok untuk mendiskusikan pokok persoalan atau memecahkan sebuah permasalahan.
f.       Wawancara dewan
Teknik ini khususnya beguna dalam situasi dimana nominasi pelamar untuk sebuah posisi haruslah disetujui dan dipilih oleh beberapa orang, jenis wawancara ini biasanya dipakai oleh agen pemerintah, militer, dan universitas.
4.      Rekomendasi dan pengecekan referensi[7]
Teknik ini dapat memberikan empat jenis referensi mengenai pelamar pekerjaan:
a.       Riwayat pendidikan dan pekerjaan
b.      Karakter dan kompetensi antar pribadi
c.       Kemampuan melaksanakan pekerjaan
d.      Keinginan perusahaan terdahulu dan sekarang untuk mengangkat kembali pelamar tersebut.

F.      PRINSIP-PRINSIP PROSES SELEKSI
Proses pengambilan keputusan pengangkatan yang berjalan dengan baik akan sangat tergantung pada dua prinsip proses seleksi yang mendasar. Prinsip yang pertama adalah bahwa perilaku dimasa lalu merupakam prediktor yang baik atas perilaku pada waktu mendatang[8].
Prinsip kedua adalah bahwa organisasi harus menghimpun data yang dapat di andalkan dan shahih sebanyak mungkin, sepanjang masih layak secara ekonomi, setelah itu menggunakan data ini untuk menyeleksi data terbaik.[9]

G.    FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SELEKSI
Prosedur seleksi dibuat dan disesuaikanuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kepegawaian organisasi. Kecermatan proses organisasi tergantung dari berbagai hal diantaranya adalah[10]:
1.      Konsekuensi seleksi yang salah haruslah diperhitungkan
2.      Kebijakan perusahaan dan sikap manajemen puncak
3.      Menyangkut waktu yang tersedia untuk memutuska keputusan seleksi.
4.      Pendekatan yang berbeda untuk seleksi umumnya digunakan untuk mengisi posisi-posisi pada jenjang yang berbeda dalam suatu organisasi.
5.      Sektor ekonomi di mana individu-individu akan dikaryakan swasta, pemerintahan, atau organisasi non profit dapat juga mempengaruhi proses seleksi.

H.    PROSES SELEKSI
Setiap perekrut tenaga kerja mempunyai rasa tanggung jawab secara profesional dapat dipastikan ingin dan berusaha melalui proses seleksi yang dilakukanya diperoleh tenaga kerja yang sangat memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang tersedia. Agar sasarn seperti itu tercapai, proses seleksi menggabungkan dua hal yaitu yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan dilakukan apabila lamaran seseorang diterima dan faktor-faktor lain meskipun tidak langsung berkaitan dengan pekerjaan kelak, akan tetapi memberika gambaran yang lebih akurat tentang diri pelamar yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang biasanya ditempuh dalam proses seleksi adalah:

1.      Penerimaan surat lamaran[11]
Dari langkah pertama inilah perekrut mengambilkeputusan apakah akan melanjutkan langkah berikutnya atau tidak, sebaliknya dari kesan pertama itu pelamar akan melanjutkan bergabung d organisasi tersebut atau tidak.
2.      Penyelenggaraan ujian[12]
Berbagai ujian diselenggarakan dan dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang obyektif dan dengan tingkat akurasi yang tinggi tentang cocok tidaknya pelamar dengan jabatan atau pekerjaan yang akan dipercayakan kepadanya.
3.      Wawancara seleksi[13]
Wawancara sebagai alat seleksi yang sering dipandang sebagai langkah yang cukup penting. Karena di anggap sangat penting maka penggunaannya pun paling sering dan meluas.
4.      Pengecekan latar belakang dan surat-surat referensinya.[14]
Satu langkah yang diperoleh yang biasa di ambil dalam keseluruhan proses seleksi adalah mengharuskan pelamar melengkapi informasi tenang diri pelamar seperti, kemampuan intelektual, sikap, niali yang dianut, perilaku, dan hal-hal yang lain yang dipandang relevan.
5.      Evaluasi kesehatan[15]
Proses seleksi juga mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum penerimaan karyawan dibuat, pada umumnya evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. Pemerisaan kesehatan ini dapat dilakukan oleh dokter medis diluar dari oerusahaannya atau dokter medis dalam perusahaannya.
6.      Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya[16]
Atasan langsung merupaka orang yang bertanggung jawab pada akhirnya pada karyawan baru yang diterimanya. Oleh karena itu pendapat dan persetujuan mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final. Penyelia atau manajer sering mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamardan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peramal tentang pekerjaan tertentu secara lebih tepat.
7.      Keputusan atas lamaran.[17]
Keputusan penerimaan ini ditandai denga berakhirnya proses seleksi. Apakah diputuskan oleh atasan lagsung atau departemen personalia.  Namun dari sudut pandangan hubungan masyarakat para pelamar lain yang tidak terpilih harus diberitahu. Departemen personalia dapat mempertimbangkan pelamar lain untuk diletakkan atau dipekerjakan lainnya karena mereka telah melalui beberapa proses seleksi.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Seleksi merupakan fungsi yang penting karena keahlian-keahlian yang di butuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya diperoleh melalui proses seleksi, seleksi merupakan motivasi jika orang yang tepat telah diseleksi maka proses motivasi akan berjalan dengan baik di karenakan orang tersebut memilki perilaku yang baik dan akan menunaikan tugas mereka sesuai dengan system yang tertata.  Perusahaan menaruh perhatian yang besar pada seleksi karena mereka mengakui bahwa seleksi adalah tempat awal untuk membangun kualitas ke dalam organisasi mereka.
Seleksi penting karena tiga alasan, yaitu: pertama, kinerja para manajer akan senantiasa bergantung sebagian pada kinerja bawahan-bawahannya. Karyawan yang tidak memiliki kemampuan yang baik tidak akan dapat bekerja secara efektif dan kinerja manajer akan terganggu pula. Kedua, karena biaya mengangkat karyawan dan ketiga, karena implikasi legal dari pelaksanaannya secara serampangan.
Langkah-langkah yang biasanya ditempuh dalam proses seleksi adalah:
1.      Penerimaan surat lamaran
2.      Penyelenggaraan ujian
3.      Wawancara seleksi
4.      Pengecekan latar belakang dan surat-surat referensinya.
5.      Evaluasi kesehatan
6.      Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya
7.      Keputusan atas lamaran.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani Handoko. 1989. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. (BPFE: Yogyakarta)
Monde, R. Wayne. 2008.  manajemen sumber daya manusia. ( Jakarta : Erlangga)
Siaga, Sondang P. 1996.  manajemen SDM. (Bumi Aksara: jakarta)
Simamora, Henry. 1997.  Manajemen sumber daya manusia. (Yogyakarta : STIE YKPN).


[1] R. Wayne monde, 2008,  manajemen sumber daya manusia,( Jakarta : Erlangga), hal. 168
[2] Henry simamora, 1997,  Manajemen sumber daya manusia, ( Yogyakarta : STIE YKPN). Hal. 254
[3] Ibid. hal. 259
[4]Henry Simamora, 1987,  Manajemen sumber daya manusia, (STIE YKPN: Yogyakarta) hal. 274
[5] Ibid. Hal 299
[6]Ibid. Hal. 283
[7] Ibid. Hal. 280
[8] Ibid. Hal. 304
[9] Ibid.
[10] Ibid. Hal. 306
[11] prof. Dr. Sondang, 1996,  manajemen SDM, (Bumi Aksara: jakarta),  hal. 137
[12] Ibid. Hal. 138
[13] Ibid. Hal. 141
[14] Ibid. Hal. 148
[15] T. Hani Handoko, 1989, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (BPFE: Yogyakarta),  hal. 100
[16] Ibid
[17] Ibid, hal 101

3 komentar:

http://www.facebook.com/theicol