Untuk itu, diperlukan sebuah organsiasi atau management yang unggulan agar menjadi sustainable coompany di bidang bisnisnya. Pasalnya, perusahaan yang memiliki sistem management
yang baik tentu akan mudah bersaing dengan perusahaan yang tidak
memiliki organisasi bisnis yang baik. Perusahaan franchise sekelas McD,
Pizza Hut, KFC, Dunkin Donuts, masih tetap eksis dan menjadi market leader di industrinya karena didukung manajemen bisnis yang mumpuni.
Beberapa franchise lokal juga ada yang sudah memiliki sistem management
yang baik dalam mengelola jaringan franchisenya. Sebut saja Shop &
Drive, Es Teler 77, dan Veneta System. Perusahaan franchise ini berani
menanamkan investasi besar untuk mengembangkan manajemen bisnisnya.
Sampai kini, kiprah bisnis franchise tersebut tetap stabil di industri
franchise.
Tidak
mudah memang membangun sistem manajemen bisnis franchise yang unggulan.
Dibutuhkan formula khusus untuk membangunnya. Berikut 5 formula bisnis
yang bisa dilakukan untuk membangun sistem management di bisnis franchise;
Pertama, membuat produk yang marketable.
Dalam bisnis produk merupakan jantung perusahaan. Perusahaan harus
membuat produk yang disukai pasar. Untuk itu, harus ada tim khusus yang
kreatif dalam membuat inovasi produk secara berkesinambungan. Sebab
pasar saat ini gampang jenuh, konsumen selalu menuntut adanya produk
baru dari perusahaan.
Customer tentunya
akan merasa bosan jika setiap kali datang ke gerai produknya hanya
itu-itu saja. Dalam bisnis pijit sekalipun, kalau cara memijitnya
begitu-gitu saja tanpa inovasi, maka hanya sebentar saja si customer menjadi pelanggannya. Jadi, new product
harus terus diciptakan oleh tim R&D jika ingin terus menjadi
perusahaan yang menghasilkan profit tinggi. Kalau bisa, produk yang
diciptakan harus memiliki life cycle yang panjang.
Namun demikian, produk yang akan didistribusikan kepada para franchisee harus memiliki low cost distribution. Artinya, jangan sampai distribusi produk yang dikirmkan kepada para franchisee menelan cost yang mahal. Bila demikian, nantinya para franchisee tidak bisa menjual produk dengan harga yang kompetitif.
Kedua, membangun marketing yang powerfull. Meski memiliki produk yang unggulan,
sebuah perusahaan akan kesulitan menjual produknya jika tidak dikenali
oleh konsumennya. Jadi akan sia-sia saja memililki produk yang bagus sekalipun. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi marketing yang bagus untuk mempromosikan produk yang akan diluncurkan ke pasaran.
Nah, dalam hal ini franchisor bisa melibatkan para franchiseenya, melakukan co creation
atau berkolaborasi untuk membuat pola marketing dan promosi yang jitu.
Franchisor bisa meminta ide dari para franchiseenya. Saya yakin
franchisee mau memberikan saran dan menyumbangkan ide terbaiknya.
Mengapa? Karena para franchisee tidak ingin sales-nya turun. Mereka sudah investasi banyak, jadi mereka siap figthting bersama-sama dengan franchisor untuk meraih top up sales. Saya yakin ini akan menjadi kekuatan yang dahyat jika bisa diterapkan.
Ketiga,
Operasional Management yang aplikatif. Setelah membuat produk dan
marketing yang jempolan, maka eksekusinya pun harus bagus. Karena
percuma saja membuat program marketing dari A-Z jika tidak bisa
dijalankan dengan baik. Untuk itu, diperlukan Area Manager atau Supervisor yang tugasnya mengontrol setiap target yang dicanangkan oleh divisi marketing.
Franchisor bisa mengadakan meeting bulanan, minggguan, atau harian untuk meminta report dari para Area Manager. Dengan demikian,
setiap detail program bisa diketahui sudah sajuh mana ekseskusinya.
Jika masih belum sesuai target, Area Manager harus lebih ketat lagi
mengontrolnya.
Keempat,
membangun SDM yang tangguh. Membangun tenaga SDM di bisnis franchise
meskinya lebih mudah. Karena franchisor membangunnya tidak sendirian,
tetapi bersama-sama para franchisee. Layaknya sebuah keluarga,
franchisor harus terus memupuk rasa cinta para franchiseenya kepada
perusahaan. Sehingga mereka akan bekerja keras bersama-sama membangun
bisnis.
Memperlakukan
SDM memang seperti seni. Kadang franchisor harus bersikap tegas, di
lain waktu franchisor juga harus bisa mengemongi franchiseenya. Maka pendekatannya pun harus berbeda, training harus by hart, sehingga para franchisee bisa bersinergi satu visi menjalankan SOP dan semua kegiatan bisnisnya.
Kelima, membangun divsi Adminitrasi & Finanasial secara professional. Sebab, sebagus apapun
kinerja persuhaan akan percuma saja jika tidak bisa mengelola
keuangannya. Mungkin ada sebuah perusahaan yang menghasilkan omset besar
dalam setiap tahunnya. Namun setelah dihitung laba bersihnya,
keuntungan yang didapat justru kecil karena harus dipotong oleh biaya
operasional, produksi, promosi, dan sebagainya.
Karena
itu, franchisor harus membangun sistem administrasi dan finansial yang
bagus. Dalam bisnis franchise biasanya kendala yang dihadapi adalah soal
pemungutan royalty. Bayangkan jika para franchiseenya menunggak bayaran royalty hingga 60%, bisa-bisa perusahaan franchise tersebut mengalami bleeding.
Maka itu perlu dibangun skema pembayaran yang bagus. Kalau bisa
franchisee menaruh uang deposit sebagai antisipasi. Jika sautu waktu
produk di gerai franchisee habis, franchisor tidak harus menunggu
pembayaran dari franchisee, tapi bisa diambil dari uang deposit.
Kelima formula tersebut jika diterapkan bisa menciptakan management bisnis franchise yang handal. Meski demikian, formula tersebut harus dibungkus oleh sebuah relationship yang bagus. Sebab semua formula itu bisa dijalankan dengan baik bila franchisor dan franchisee memiliki relasi yang baik.
Untuk menghasilkan relasi yang baik franchisor harus membuat bisnis para franchiseenya untung terlebih dahulu, lalu dia sendiri baru bisa menikmati keuntungan. Dengan begitu para franchisee akan happy. Jadi sama-sama senang. Nah disitulah indahnya berbisnis franchise. Semua senang, semua happy dan suskes dalam jangka panjang.
Salam Franchise,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
http://www.facebook.com/theicol