PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
Halaman Judul Penelitian
Lembar
Persetujuan Dosen Pembimbing
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Grafik lainnya
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kajian
Teoretik
Bab III : Metode Penelitian
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab V: Penutup
Halaman Judul Penelitian
Lembar
Persetujuan Dosen Pembimbing
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Grafik
lainnya
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kajian
Teoretik
Bab III : Metode Penelitian
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab V: Penutup
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel Surabaya
copyright@2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I: Karakter Skripsi Manajemen Dakwah
A. Materi Penulisan Skripsi
B. Jenis Skripsi Manajemen
Dakwah
BAB II: Sistematika Penulisan Skripsi
A. Matriks Proposal Skripsi
B. Proposal Skripsi
C. Skripsi Penelitian
Kualitatif
D. Skripsi Penelitian
Kuantitatif
E. Skripsi Penelitian
Kepustakaan
BAB III: Fisikasi dan Format Penulisan Skripsi
A. Fisikasi Skripsi
1. Jenis dan Ukuran Kertas
2. Jenis Huruf dan Ukuran Huruf
3. Batasan Halaman Skripsi
4. Spasi
5. Warna cover
B. Teknik Pendukung Penulisan
Skripsi
1. Sistematika bab dan subbab
2. Kutipan
3. Catatan kaki
4. Daftar pustaka
5. Transliterasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur keharibaan Allah SWT dan salam
sejahtera terhaturkan buat Muhammad SAW.
Sudah teramat jelas bahwa profil
mahasiswa/i Jurusan Manajemen Dakwah, di samping sebagai pencari ilmu, adalah
para peneliti muda kita di masa sekarang. Tuntutan era selalu meminta
hasil-hasil riset manajemen yang berkelas dan ter-update. Dari merekalah, kita berharap agar penelitian manajemen
selalu bergairah.
Buku pedoman penulisan skripsi ini adalah
bagian terpenting untuk menyeragamkan penelitian mahasiswa/i Jurusan Manajemen
Dakwah. Tentu topik penelitian manajemen tidak akan pernah seragam karena akan
terus berkembang, namun corak dan karakter penulisan skripsi Manajemen Dakwah
memiliki esprit de corps tersendiri. Buku ini diharapkan
menjadi acuan dan arahan teknis bagi semua mahasiswa/i Jurusan Manajemen Dakwah
ketika menulis skripsi sebagai tugas akhir.
Semoga buku ini bisa memberikan energi
positif bagi perkembangan penelitian manajemen. Teruslah meneliti dan meneliti,
karena dari sanalah kita bisa saling memberi untuk hidup yang lebih teratur.
Surabaya, 01 Januari 2011
Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
Drs. Abd. Rahman Chudlori, MM
NIP. 195111041980031001
BAB I
KARAKTER SKRIPSI
MANAJEMEN DAKWAH
A. Materi Penulisan Skripsi
Materi penulisan
skripsi di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya dikembangkan sesuai dengan
bidang studi yang secara formal dan material dipelajari pada masing-masing
jurusan/program studi. Penelitian bagi mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah,
misalnya, berkisar atas penelitian yang ada pada materi-materi yang telah
diterima dalam kompetensi utama pada konsentrasi Kewirausahaan Islam dan
Kelembagaan Islam. Dalam prosesnya, judul atau masalah yang diangkat hendaknya
didasarkan pada area of interest atau
minat mahasiswa dengan mengacu pada semua matakuliah kemanajerialan yang
diperoleh selama studi di jurusan Manajemen Dakwah. Secara singkat,
permasalahan yang bisa dijadikan bahan penelitian Manajemen Dakwah bisa dilihat
dalam framework di gambar 1.1.
Framework dalam gambar 1.1.
merupakan rangkuman seluruh
matakuliah kemanajerialan di jurusan Manajemen Dakwah yang dibuat dengan menggunakan
kurikulum tahun 2007; yang
kemudian ditransformasi menjadi kumpulan topik-topik penelitian. Desain
framework ini dibuat atas asumsi bahwa mahasiswa sudah mempelajari
matakuliah-matakuliah tersebut sehingga nantinya bisa memudahkan mahasiswa
dalam melakukan penelitian karena sudah menguasai kompetensi dasar. Tentu framework itu
hanyalah menjadi alat bantu visual mahasiswa saja untuk merangsang munculnya
topik penelitian. Masih banyak topik-topik manajemen yang belum tercakup dalam
framework itu. Selain difungsikan sebagai acuan sederhana, framework itu nanti
pasti akan berubah terus seiring dengan perkembangan kurikulum jurusan
Manajemen Dakwah.
Untuk mengantisipasi dan beradaptasi atas derasnya perubahan ilmu
manajemen, jurusan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa dalam menentukan
tipe organisasi sebagai obyek penelitian, tidak terbatas lagi hanya pada
institusi atau lembaga yang berlabelkan Islam saja. KBIH, Baitul
Mal wat Tamwil (BMT), Bank Muamalah, Islamic
Center, Pondok Pesantren, Kementerian Agama,
Yayasan Islam, dsb; adalah
contoh obyek penelitian dengan label Islam yang lazim dilakukan mahasiswa
jurusan Manajemen Dakwah selama ini. Padahal di sisi lain,
matakuliah-matakuliah yang diberikan kepada mahasiswa selama ini ternyata juga
menekankan pada studi kasus atas praktek manajerial di sebuah perusahaan atau
organisasi yang tidak mengusung label Islam. Oleh karenanya, mahasiswa
diharapkan untuk bisa melakukan penelitian di lembaga atau perusahaan-perusahaan akseleratif seperti Astra,
Habibie
Foundation, detik.com,
majalah Info Franchise, Indomaret, KFC, Universitas Indonesia, Universitas Ciputra, Kementerian Keuangan, dsb; agar bisa mengetahui tipologi
manajemen-manajemen perubahan yang terjadi di semua jenis organisasi. Hal ini
perlu dibudayakan agar lulusan Manajemen Dakwah bisa memiliki competitive
advantage dan sanggup
bersaing secara terbuka dengan alumni-alumni kampus jurusan manajemen yang
lain.
Ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah
dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain adalah adanya kajian khusus
tentang pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik
apapun tentang manajemen dan entrepreneurship, mahasiswa diwajibkan untuk
mencantumkan ruang untuk telaah teori dan konsep menurut pandangan Islam, yang
didasarkan atas teks klasik, baik al-Quran atau Hadits. Sebagai misal, bilamana
meneliti tentang sistem perencanaan di sebuah perusahaan tertentu, maka mahasiswa
wajib memberikan telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits)
memandang praktek perencanaan.
Penempatan telaah teoritis menurut Islam ini ditaruh dalam ‘bab II: kajian
Teoritik’ di dalam sub-bab ‘Kerangka Teoritik’.
B. Jenis Skripsi Manajemen Dakwah
Pada dasarnya ada dua jenis penelitian yang bisa dipilih mahasiswa; penelitian
lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library
research).
Penelitian lapangan adalah riset yang lazim dilakukan dengan mengambil
sebuah atau beberapa objek penelitian. Untuk konteks manajemen, pengertian
objek di sini adalah segala jenis organisasi; baik yang profit atau non-profit,
baik yang negeri atau yang swasta, baik yang open system atau masih
menggunakan closed system.
Penelitian lapangan ini kemudian dikategorikan menjadi dua jenis, yakni
kualitatif dan kuantitatif. Watak dasar dari penelitian
kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya
menjadi teori. Idealnya, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah harus bisa melakukan
riset yang kemudian menelorkan sebuah teori baru. Sebaliknya,
pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,
menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir
dan meramalkan hasilnya.
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat
umum, berubah-ubah, dan berkembang seiring dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan
sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat
fleksibel dan terbuka. Lain halnya dengan desain
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desain atau
proposal penelitiannya harus terstruktur, bersifat spesifik, detail, baku, formal dan dirancang
sematang mungkin sebelumnya.
Sementara itu, skripsi yang berupa penelitian kepustakaan adalah riset
literatur yang pijakan data-datanya berdasarkan atas karya tertulis, mulai dari
buku, jurnal, surat kabar, pamflet, iklan, manuskrip, info resmi di internet, termasuk
juga hasil-hasil penelitian baik yang telah atau belum dipublikasikan.
Contoh judul jurusan Manajemen Dakwah yang
bisa dijadikan acuan adalah:
Penelitian
Lapangan:
a.
Studi
Kualitatif:
·
Kepemimpinan
Transaksional atau Kepemimpinan Transformatif (Analisa gaya kepemimpinan Rektor
IAIN Sunan Ampel Surabaya periode 2009-2013)
·
Analisis
Job Design di Divisi Human Resource and Development Lembaga
Riset Manajemen Indonesia
·
Manajemen
Konflik (Studi Kasus Konflik di Yayasan Masjid Besar al-Fudlola Porong
Sidoarjo)
·
Pricing Strategy terhadap Produk di
Perusahaan Brownies Kukus Amanda Cabang Surabaya
·
Implementasi Etika Bisnis melalui Corporate Social
Responsibility di PT. Djarum Surabaya
b.
Studi
Kuantitatif:
·
Studi
korelasi antara Sistem Absensi finger
print dan Kualitas Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya
·
Pengaruh
Image Building terhadap Loyalitas
Konsumen (Studi Kasus Outlet Rabbani di Darmawangsa Surabaya)
·
Hubungan
antara Sistem Remunerasi dan Performance Appraisal dengan Kinerja Individu (Studi Kasus di Ditjen Pajak
Kementerian Keuangan Republik Indonesia)
·
Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pendapatan
Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Citra Bekisar Surabaya
·
Manajemen Pemasaran
Perguruan Tinggi (Kontribusi Kepemimpinan, Kinerja Dosen, dan Bauran Pemasaran
terhadap Kepuasan Mahasiswa serta Dampaknya pada Loyalitas Mahasiswa di IAIN
Sinan Ampel Surabaya)
Studi Kepustakaan:
·
Teori
Learning Organisation dari masa ke
masa (Studi literatur teori-teori
kontemporer tentang ‘organisasi pembelajar’)
·
Teori Motivasi dalam Perspektif Islam (Kajian Teoritik
Motivasi dalam Kitab Suci Al-Qur’an)
·
Teori
Kepemimpinan Situasional Paul Hersey-Kenneth
Blanchard dan Perilaku Kepemimpinan Muhammad SAW
·
Konsep Pendelegasian Wewenang di Masa Nabi Muhammad SAW
(Telaah Teks Hadits-Hadits Nabawi)
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN
SKRIPSI
A. MATRIKS PROPOSAL SKRIPSI
Secara umum, dapat dijelaskan bahwa masalah yang akan diajukan mahasiswa di dalam
proposalnya adalah problema kontemporer yang sesuai dengan lingkup kelimuan manajemen atau
entreprenurship. Topik penelitian dan kerangka teori yang digunakan untuk melihat
permasalahan tersebut sebaiknya adalah topik dan teori yang relatif baru.
Dengan lain perkataan, jurusan Manajemen Dakwah menekankan agar masalah-masalah yang hendak diteliti
oleh mahasiswa adalah masalah-masalah kekinian (aktual) yang terjadi di
masyarakat.
Matriks proposal skripsi adalah langkah awal yang formal bagi mahasiswa
yang hendak menyusun skripsi. Matriks hanyalah berupa form usulan skripsi yang
didesain untuk menguraikan secara singkat dan lugas tentang alasan utama pengambilan
judul skripsi. Untuk jurusan Manajemen Dakwah, fisikasi matriks skripsi ditulis
secara singkat dalam huruf standard akademik (Times New Roman, Tahoma, atau Candara), ukuran
huruf 12, kertas A4, maksimal
3 halaman, 1 spasi, margin kertas
(kanan 4 cm, atas 4 cm, kiri 3 cm, bawah 3 cm).
Contoh matriks skripsi jurusan Manajemen Dakwah bisa dilihat sebagaimana
terlampir di bagian akhir buku pedoman ini (lampiran 1). Secara singkat,
matriks ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
Matriks Skripsi
Manajemen Dakwah
|
A. Latar Belakang Masalah
|
B. Rumusan Masalah
|
C. Judul Penelitian
|
D. Metode Penelitian
|
E. Hasil Penelitian Terdahulu dan Referensi
Terkait
|
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam matriks
skripsi jurusan Manajemen Dakwah adalah:
A.
Latar
Belakang Masalah
Khusus untuk matriks,
penulisan latar belakang permasalahan tidak perlu dibuat bertele-tele. Hendaknya diitulis
secara singkat saja mengenai alasan yang
mendasari pemilihan tema penelitian dan organisasi yang dijadikan objek kajian.
1)
Selalu
mulai dengan ‘menemukan masalah’ dan uraikan masalah tersebut dengan
bahasa yang lugas.
2)
Bobot
permasalahan bisa dilihat antara lain melalui;
a)
Ketidaksesuaian
antara praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda
pelajari.
b)
Keunikan
sebuah sistem manajemen sehingga nanti dirumuskan menjadi teori yang baru.
c)
Kegagalan
sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, mesti harus
muncul solusi dan saran untuk perbaikan ke depan.
d)
Kesuksesan
sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya
menjadi benchmarking atau acuan buat
organisasi yang lain.
3)
Organisasi
yang hendak diteliti seyogyanya diperkenalkan secara singkat dan dijelaskan
pula keterkaitan profil organisasi yang bersangkutan itu dengan masalah
penelitian.
B.
Rumusan
Masalah
1) Masalah penelitian harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; dan masih terkait dengan latar belakang
permasalahan di awal.
2) Jumlah pertanyaan tidak
harus satu, tetapi disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan penelitian.
3) Pertanyaan penelitian dibuat
sesingkat dan sejelas mungkin sehingga memudahkan dalam proses penyesuaian
antara hasil akhir penelitian dengan rumusan masalah .
C.
Judul
Penelitian
Judul penelitian
didesain sejelas mungkin dan tidak menimbulkan persepsi pada pembaca bahwa
jawaban akhir penelitian seolah-olah sudah ditemukan sebelum penelitian
dilaksanakan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui ketika mahasiswa akan membuat judul
skripsi, yaitu:
1) Judul skripsi tidak diperkenankan menggunakan
singkatan saja. Misalnya MD, harus diketik Manajemen Dakwah. Kalaupun
menggunakan singkatan, tetap perlu juga menampilkan kepanjangannya. Sebagai
contoh, Konsep Total Quality Management (TQM) di perusahaan Manajemen Dakwah Corporation.
2) bilamana
menggunakan sub judul (bagian bawah), maka sub judul itu merupakan
penegasan/fokus penelitian, bukan merupakan pengulangan kata dari Judul utama.
Judul yang bisa dijadikan contoh adalah “Manajemen Operasional
Koperasi (Studi tentang Pengelolaan Dana Unit Simpan Pinjam di Koperasi Pegawai
RI Aneka Usaka Pusat Veterinaria Farma Surabaya)”
D.
Metode
Penelitian
Menguraikan secara
singkat tentang;
1) Jenis penelitian yang
dipilih.
2) Pendekatan penelitian.
3) Proyeksi teknik penggalian
data.
4) Proyeksi teknik pengolahan
dan analisa data.
E. Hasil
Penelitian Terdahulu dan Referensi Terkait
Hendaknya
mencantumkan riset terdahulu yang dianggap memiliki keterkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Uraikan pula letak perbedaan dan persamaannya.
Kemudian lampirkan sejumlah referensi utama (minimal 5) yang nanti membantu
proses penulisan penelitian.
B. PROPOSAL SKRIPSI
Pada dasarnya, proposal penelitian adalah rancangan atau rencana yang disusun oleh
seorang peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam proposal ini, peneliti
menjelaskan apa saja yang akan dilakukannya agar ia berhasil mencapai tujuan
penelitiannya. Si peneliti, misalnya dapat menjelaskan alasan ilmiah mengapa
penting melakukan penelitian pada topik atau permasalahan yang ia pilih. Ia juga
dapat memformulasikan dengan baik pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan yang
ingin ia cari jawabannya di dalam penelitian. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah si
peneliti dapat menerangkan cara-cara (metode) yang akan diterapkannya agar dapat menjawab
pertanyaan penelitian yang telah dibuatnya dengan baik. Dengan kata lain, proposal ini
harus dibuat oleh si peneliti dengan sebaik mungkin agar orang atau lembaga
yang terkait dengan penelitian itu benar-benar memahami pentingnya penelitian
itu dilakukan, sehingga orang atau lembaga tersebut mendukung untuk dilaksanakannya
penelitian tersebut.
Dalam penyusunan proposal, proses pembimbingan
semestinya sudah harus
berjalan. Di tahap ini, mahasiswa sudah dapat memulai konsultasi dengan dosen pembimbingnya.
Mahasiswa menyiapkan proposalnya, sementara dosen pembimbing berusaha untuk
membantu melihat kekurangan dan kelebihan proposal tersebut. Dalam aspek
kekurangannya, tentu dosen pembimbing dapat memberikan saran-saran kepada mahasiswa terbimbing agar dapat
melakukan perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, dalam aspek yang sudah baik,
tentunya pembimbing dapat menguatkannya. Mahasiswa diharapkan untuk mengikuti saran-saran yang
diberikan oleh dosen pembimbingnya. Bagaimanapun juga, proses pembimbingan yang dimulai dari
pembuatan proposal hingga penyusunan skripsi dimaksudkan untuk mengarahkan riset mahasiswa
menjadi penelitian yang berkualitas.
Sistematika penyusunan proposal skripsi jurusan
Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
Penelitian Lapangan (field research)
|
Penelitian Kepustakaan
(library research)
|
|
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
|
A. Latar Belakang Masalah
|
A. Latar Belakang Masalah
|
A. Latar Belakang Masalah
|
B. Rumusan Masalah
|
B. Rumusan Masalah
|
B. Rumusan Masalah
|
C. Tujuan Penelitian
|
C. Tujuan Penelitian
|
C. Tujuan Penelitian
|
D. Manfaat Penelitian
|
D. Manfaat Penelitian
|
D. Manfaat Penelitian
|
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
|
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
|
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
|
F. Definisi Konsep
|
F. Definisi Operasional
|
F. Definisi Konsep
|
G. Kerangka Teori
|
G. Kerangka Teori
|
G. Kerangka Teori
|
H. Metode Penelitian
1) Pendekatan dan Jenis Penelitian
2) Objek Penelitian
3) Jenis dan Sumber Data
4) Tahap-Tahap
Penelitian
5) Teknik Pengumpulan Data
6) Teknik Analisis data
7) Teknik Validitas Data
|
H. Hipotesis
|
H. Metode Penelitian
1) Pendekatan dan Jenis Penelitian
2) Jenis dan Sumber Data
3) Teknik Analisis data
|
I. Sistematika Pembahasan
|
I. Metode Penelitian
1) Pendekatan dan Jenis Penelitian
2) Objek Penelitian
3) Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4) Variabel dan Indikator Penelitian
5) Tahap-Tahap
Penelitian
6) Teknik Pengumpulan Data
7) Teknik Analisis data
8) Teknik Validitas Data
|
I. Sistematika Pembahasan
|
J. Jadwal Penelitian
|
J. Sistematika Pembahasan
|
J. Jadwal Penelitian
|
|
K. Jadwal Penelitian
|
|
Penjelasan mengenai isi dari masing-masing proposal tersebut bisa dilihat
pemaknaannya
pada bagian selanjutnya yang mengulas tentang sistematika penulisan skripsi penelitian
kualitatif ataupun kuantitatif.
C. SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan
sesuai dengan konteks (holistic kontekstual) melalui pengumpulan data
dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian semacam ini cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan, oleh karena itu,
laporan penelitian kualitatif kebanyakan disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam serta menunjukkan ciri alamiahnya. Untuk jurusan Manajemen Dakwah, desain
skripsi yang menggunakan pendekatan kualitatif ditulis dengan sistematika sebagaimana
berikut :
Bagian Awal
|
Judul Penelitian (sampul)
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto dan Persembahan
Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas
Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Grafik lainnya (jika perlu)
|
Bagian Inti
|
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: KAJIAN TEORETIK
o
Perspektif Islam (sub-bab khusus)
BAB III: METODE PENELITIAN
BAB IV: HASIL PENELITIAN
BAB V: PENUTUP
|
Bagian Akhir
|
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran: (instrumen penelitian seperti
pedoman wawancara, pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat
Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)
Biografi peneliti
|
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam
skripsi kualitatif jurusan
Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
a. Bagian Awal
Halaman Judul Penelitian
Halaman Judul (sampul luar dan dalam) berisi (1) Judul skripsi secara
lengkap yang diketik dengan huruf kapital (untuk sub judul diketik dengan huruf
kecil) (2) Teks skripsi berbunyi “Diajukan kepada Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) (3) Nama dan Nomor
Induk Mahasiswa, diketik dengan huruf Kapital (4) Nama lengkap Institut,
Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah, diketik dengan huruf Kapital (5) bulan
dan tahun lulus ujian, diketik dengan huruf kapital (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar
Persetujuan Dosen Pembimbing
Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah (1) teks
Skripsi oleh ……….. ini disetujui dan siap untuk diuji (2) Nama kota, tanggal, bulan serta tahun persetujuan
(3) Nama lengkap dosen pembimbing dan Nomor Induk Pegawai (NIP). (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Hal-hal yang dicantumkan pada lembar pengesahan ini adalah (1) teks skripsi
oleh ….. telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi (2) nama kota,
tanggal, bulan dan tahun pengujian (3) teks,
Mengesahkan Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Dekan (nama lengkap dan NIP) (4)
nama lengkap dan NIP tim penguji, yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Penguji
I dan Penguji II (Lihat di buku
petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Motto dan Persembahan
Lembar sebaiknya dijadikan satu halaman dan berisi (1) motto penulis
skripsi, dapat diambil dari ayat suci al-Qur’an, Hadith, kata mutiara, kalimat
bijak yang memotivasi dari pemikiran tokoh atau yang lain, dengan catatan harus
dicantumkan sumbernya dan memiliki kesinambungan dengan topik skripsi (2) persembahan penulis skripsi yang ditujukan
pada seseorang atau yang lain, dan diupayakan maksimal 30 kata. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar
Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi
Halaman ini berisi pernyataan secara
legal formal bahwa: (a) skripsi tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga
pendidikan tinggi mana pun untuk mendapatkan gelar akademik apapun, (b) skripsi
tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan
atau plagiasi atas karya orang lain, dan (c) penulis bersedia menanggung semua
konsekuensi hukum bila ternyata di kemudian hari diketahui atau terbukti secara
sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil plagiasi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Abstrak
Kata ‘Abstrak’ ditulis di tengah halaman dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama
penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan
urutan: nama penulis koma, tahun kelulusan titik. Judul Skripsi dicetak miring
dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama dari setiap kata) dan
diakhiri dangan titik. Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari
skripsi yang mencakup (1) masalah yang diteliti (dengan kalimat tanya,
sebagaimana dalam rumusan masalah), (2) metode yang digunakan, (3) hasil penelitian dan (4) kesimpulan. Teks
abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu)
halaman kertas A4 (Lihat di buku
petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar, dicantumkan ucapan terima kasih
penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan atau
pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
menyelesaikan penulisan skripsi. Tulisan ‘kata pengantar’ diketik dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks
kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman.
Ucapan terima kasih yang ada pada kata pengantar ini sebaiknya hanya ditujukan
kepada mereka yang benar-benar terkait dengan penelitian, seperti dosen pembimbing,
key informan dan yang lainnya (jadi
tidak semua orang diberikan ucapan terima kasih). Pada bagian akhir (pojok
kanan bawah) dicantumkan kata ‘Penulis’ tanpa menyebut nama terang. (Lihat di
buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat Judul bab, judul sub bab, dan judul anak
sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.
Semua judul bab diketik dengan huruf kapital. Sedangkan sub bab dan anak sub
bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital dengan spasi
tunggal. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan
isi. (Lihat di buku petunjuk teknis
pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman
untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di
dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan
spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi. Untuk penulisan daftar tabel menggunakan angka arab, dengan
ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka
bagian kedua mengisyaratkan nomor tabel. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun
2010).
Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar dan nomor
halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari
satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan
lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar gambar menggunakan angka
arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab,
dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor gambar. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Grafik lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda
lain yang mempunyai makna essensial (misalnya singkatan atau lambang lainnya),
maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang itu.
b. Bagian Inti
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang
mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk
apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan
memuat:
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan (idealitas dan realitas) baik kesenjangan teoretik maupun praktis
yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah
dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian lain, kesimpulan
seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait
erat dengan pokok masalah yang diteliti, serta alasan rasional ketertarikan peneliti untuk melakukan riset
tentang topik yang dijadikan fokus penelitian. Dengan demikian, masalah yang
dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Sebagaimana yang sudah sekilas disinggung di sub kajian tentang matriks, bobot permasalahan bisa dilihat antara lain
melalui;
(1) ketidaksesuaian antara
praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda pelajari. (2) keunikan sebuah sistem manajemen sehingga
nanti dirumuskan menjadi teori yang baru. (3) kegagalan sebuah sistem manajemen di sebuah
organisasi. Setelah diteliti, mesti harus muncul solusi dan saran untuk
perbaikan ke depan. (4) kesuksesan sebuah
sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya menjadi benchmarking atau acuan buat organisasi
yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagian ini berisi tentang fokus apa yang akan diteliti
dan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk
mengetahui gambaran apa yang akan diungkap di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
ini harus selaras dengan alasan-alasan yang dikemukakan di dalam latar belakang
penelitian. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat dan jelas
yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya dan dapat diuji
secara empiris.
Contoh : skripsi dengan judul “Implementasi etika bisnis melalui corporate
social responsibility (CSR) di PT Djarum Surabaya” bisa menggunakan rumusan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah
bentuk-bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) di PT
Djarum Surabaya?
2) Bagaimanakah PT
Djarum Surabaya menerapkan etika bisnis melalui corporate social
responsibility (CSR)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan
sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan mengacu
pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya.
Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian
dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh, dengan menggunakan rumusan
masalah diatas, dapat ditulis tujuan penelitian yaitu;
1) Mengetahui
bentuk-bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) di PT
Djarum Surabaya.
2) Mengetahui secara
komprehensif tentang model penerapan etika bisnis yang dilakukan PT Djarum
melalui corporate social responsibility-nya.
D.
Manfaat Penelitian
Bagian ini menjelaskan secara tegas untuk apa penelitian dilakukan, baik
secara teoritis maupun praktis. Secara umum manfaat penelitian dinyatakan bahwa temuan penelitian akan
memberikan kontribusi bagi pribadi, jurusan Manajemen Dakwah dalam bentuk
pengembangan khazanah keilmuan jurusan serta masyarakat luas termasuk objek
kajian yang diteliti. Selain itu, bagian ini juga menguraikan seberapa besar urgensinya penelitian
ini dibuat. Kenapa mahasiswa memilih topik ini dan kenapa harus dengan memilih
organisasi ini sebagai obyeknya; adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
di bagian ini. Harapannya, sub-bab ‘manfaat penelitian’ ini bisa memberikan
pemahaman bagi pembaca bahwa topik skripsi ini layak untuk diteliti mengingat
nilai signifikansi atau dampak positifnya sangat besar dan bermanfaat bagi
perkembangan dunia manajemen dan entrepreneurship.
Sebagai misal
bilamana judul penelitiannya adalah ‘Menjadi learning organisation melalui manajemen budaya korporasi (Studi
Etnogragi di UIN Maliki Malang)’, maka manfaat penelitian yang bisa ditulis
adalah:
Riset ini memiliki
urgensi yang besar dalam telaah organisasi. Peneliti melihat bahwa pembahasan learning
organisation, dalam konteks Indonesia, seolah-olah hanya menjadi hak
perusahaan-perusahaan besar saja. Institusi pendidikan sepertihalnya
universitas, baik yang berstatus negeri ataupun swasta, sepertinya belum begitu
keras menyuarakan kebutuhannya akan gagasan learning organisation. Riset
ini didesain agar para pengelola lembaga akademik bisa memperoleh gambaran yang
riil tentang wacana kontemporer manajemen sekaligus memperoleh bekal teoritis
untuk meng-update dan meng-upgrade sistem pengelolaan
organisasinya.
Di sisi lain,
budaya organisasi barangkali cukup banyak diulas dalam penelitian-penelitian
terdahulu. Akan tetapi fokus pada tata cara ‘menciptakan’ dan ‘merekayasa’
budaya organisasi, khususnya dalam skope lembaga pendidikan, bukanlah sesuatu
yang lazim dilakukan. Kajian seperti ini diharapkan bisa membantu aktor
pimpinan universitas untuk bisa mendesain ulang sistem mekanisme manajemen
beserta proses interaksi masing-masing bawahannya agar tercipta budaya
organisasi yang mampu mendorong tergapainya visi dan misi universitas. Jika
memang sudah dianggap berhasil di UIN Malang, maka harapannya supaya dijadikan bencmarking dan diadopsi oleh semua
PTAIN, IAIN, dan UIN di seluruh Indonesia.
Oleh karenanya,
riset ini amat penting untuk dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat
sebagaimana berikut:
1) Kegunaan teoritik
a) Penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan
dengan topik learning organisation dan manajemen
budaya organisasi.
b) Menjadi bahan
masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna
menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek
sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2) Kegunaan praktis
a) Menjadi syarat
utama dan tugas akhir bagi peneliti untuk menjadi Sarjana Sosial Islam
(S.Sos.I) di Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
b)
Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga akademik tentang wacana
kontemporer manajemen sekaligus memperoleh bekal aplikatif untuk memperbaiki
sistem pengelolaan organisasinya.
c) Menambah wawasan
bagi para praktisi manajemen pada umumnya, bahwa learning
organisation bisa terjadi di lembaga pendidikan.
d) Sebagai bahan
masukan kepada Pimpinan UIN Maliki Malang tentang model pengelolaan kampus kontemporer
dan strategi penciptaan budaya organisasi.
e) Sebagai bahan
masukan kepada semua Perguruan Tinggi, baik negeri atau swasta di Indonesia.
E. Definisi Konsep
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai beberapa konsep yang digunakan
dalam penelitian, agar terjadi kesamaan interpretasi dan terhindar dari
kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang
memerlukan uraian. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam pembuatan
definisi konsep, yaitu (1) Tidak semua kata dalam judul didefinisikan,
melainkan beberapa konsep kunci saja dalam judul, (2) Nama organisasi, perusahaan,
kelompok sosial, nama kota atau desa, dan seterusnya tidak perlu didefinisikan,
(3) untuk mendefinisikan istilah, hendaknya menggunakan literatur ilmiah. Dengan
kata lain. jangan berhenti pada arti istilah saja, apalagi hanya pada acuan
kamus saja, melainkan harus ada penjelasan teoritik yang amat komprehensif guna
menyesuaikan dengan topik skripsi.
F. Sistematika Pembahasan
Berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab
penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga
kesimpulan.
Bab II : Kajian
Teoretik
Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek elaborasi teori
dan riset terdahulu. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
landasan ilmiah dalam melakukan penelitian. Di sini, mahasiswa jurusan Manajemen
Dakwah harus mampu mendemonstrasikan bahwa mereka memiliki wawasan yang amat
luas tentang teori manajemen dan entrepreneurship. Mahasiswa juga harus meng-update terus
cakrawala berpikirnya tentang teori-teori kontemporer. Bahkan, silsilah
penelitiannya pun bisa diuraikan bilamana memang skripsinya merupakan
penelitian lanjutan dari riset sebelumnya yang memiliki keserupaan topik. Oleh
karenanya, bab II ini memuat sejumlah sub bab seperti:
A.
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pada bagian ini, perlu
disajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak
dilakukan. Kegunaan dari bagian ini adalah untuk meyakinkan pada peneliti dan
juga pembaca, bahwa skripsi ini bukan asal penelitian seenaknya saja, melainkan yang
berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Hal itu salah satunya
bisa ditelusuri melalui sumber-sumber pustaka. Dinamakan riset atau re-search, adalah karena untuk meneliti
ulang kembali apa-apa yang sudah ditulis orang lain.
Hasil-hasil dari
penelitian terdahulu dapat dicari dari berbagai sumber, misalnya di jurnal penelitian,
laporan penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi, terbitan resmi pemerintah
atau lembaga lain. Untuk teknis penyampaian atau penulisan hasil penelitian
terdahulu, dapat mengikuti alur sebagai berikut; sebutkan nama peneliti, judul,
tempat dan tahun penelitian dan kesimpulan. Setelah hasil penelitian terdahulu
tersebut dikupas, maka peneliti harus menunjukkan karakter atau ciri khas yang
membedakan skripsinya dengan penelitian orang tersebut. Persamaan dan perbedaan
antara skripsi yang akan dikerjakan dengan sejumlah hasil penelitian terdahulu
harus diulas secara singkat. Kegunaan dari pemaparan ini adalah untuk
mengetahui silsilah keilmuan skripsi, memahami di posisi mana skripsi ini akan
mengisi area yang kosong (yang belum diteliti orang lain) sekaligus juga sebuah
proklamasi, apakah skripsi ini berusaha untuk mengembangkan teori yang ada atau
menelorkan teori yang baru.
B. Kerangka Teori
Bagian ini akan menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah
penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana
teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah
penelitian. Istilah kerangka teoritik identik dengan paradigma atau kerangka
berpikir yang memiliki peran besar sebagai perspektif teori yang membatasi area
kajian penelitian. Adanya kerangka teoritik bisa bermanfaat untuk membuat
penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar ke mana-mana. Kerangka
teoritik dibangun berdasarkan konsep atau teori dari bebagai pendapat para ahli
yang kemudian diterjemahkan ke wilayah empirik sehingga bisa diimplementasikan
di dalam penelitian.
Hal lain yang
penting adalah kerangka teoritik tidak cukup hanya mencantumkan definisi dari
sebuah konsep, tetapi harus pula dijelaskan alur proses jalannya penelitian
nanti. Dari sini, kerangka teoritik diharapkan harus bisa memunculkan sejenis
gambar, model, diagram, figur, atau framework;
yang bisa dikutip dari konsep seorang tokoh manajemen atau merupakan hasil
kreasi peneliti sendiri yang berasal dari kombinasi beberapa model buatan tokoh
manajemen.
Sebagai misal bilamana
judul penelitiannya adalah ‘Menjadi learning
organisation melalui manajemen budaya korporasi’. Kemudian salah satu
rumusan masalah yang ingin dijawab adalah ‘apakah organisasi x ini bisa
dikategorikan learning organisation?’ Maka kerangka teoritik yang bisa dipakai
adalah model buatan David A.
Garvin, Amy C. Edmondson dan Fransesca Gino sebagaimana yang tersaji berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teoritik
yang digunakan serasa agak pas mengingat untuk menjawab rumusan masalahnya
cukup dengan mencari tiga hal yang ada di dalam kerangka tersebut. Fungsi
kerangka teoritik memang dipakai untuk menjadi arahan dan pijakan teoritis
bagaimana pertanyaan penelitian akan dijawab. Sumber kerangka teoritik harus
dicantumkan sebagai bukti bahwa teori ini adalah hasil kutipan dari karya orang
lain. Atau, bilamana memang kombinasi dari beberapa teori, maka sebaiknya juga
ditulis seperti dengan cara ‘Framework proses manajemen kinerja ini adalah
hasil adaptasi dan kombinasi dari teori Beardwell and Holden (2001) dengan
Tovey and Uren (2006)’.
Sebagai
ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah
dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain, harus ada kajian khusus tentang
pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik learning
organisation dan manajemen budaya organisasi, misalnya, mahasiswa
diwajibkan memberikan telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits)
memandang praktek tersebut, yakni bagaimana organisasi harus belajar dan
berkembang; serta bagaimana budaya organisasi itu harus digiring menuju ke arah
yang baik. Penjelasan tentang keislaman ini ditulis di dalam bagian akhir dari
sub-bab kerangka teoritik.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan
teknik yang digunakan dalam mengkaji objek penelitian. Sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan
yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis di buku teks atau diktat
metodologi penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus lebih operasional dan ‘siap pakai’, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan
fokus penelitian. Adapun urutannya sebagai berikut :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam skripsi
ini adalah pendekatan kualitatif dengan menyertakan alasan-alasan singkat
mengapa pendekatan ini digunakan. Di samping itu, peneliti perlu juga mengemukakan
jenis penelitian yang dipakai. Dalam kasus manajemen dan entrepreneurship,
jenis penelitian kualitatif yang bisa dipakai di antaranya adalah Studi Kasus, Grounded Theory, Etnografi, Analisis Wacana (misal untuk kajian teks
periklanan dan strategi pemasaran atau untuk kasus model penulisan lowongan
kerja), Fenomenologi
(terutama untuk kajian perilaku dan budaya organisasi), Studi Komparatif, Riset
Aksi atau Penelitian Tindakan, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan,
perkembangan ilmu dan metodologi penelitian manajemen selalu bergerak cepat.
Jadi, mahasiswa diharapkan terus memantau, atau sebaiknya menggunakan desain
dan jenis penelitian yang terbaru dan sesuai dengan konteks penelitian.
B. Lokasi
Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan
alasan memilih lokasi tersebut. Selain itu, patut juga dijelaskan tentang bagaimana nanti
mahasiswa akan memasuki lokasi itu. Hal yang termasuk dalam bagaimana peneliti memasuki
lokasi adalah penjelasan kehadiran peneliti. Kehadiran peneliti dalam
penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena peneliti itu sendiri bertindak
sekaligus sebagai instrumen pengumpul data. Kehadiran peneliti tersebut harus
digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian serta perlu dikemukakan
apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau
pengamat penuh. Di samping itu, perlu pula dijelaskan apakah kehadiran peneliti itu
diketahui statusnya sebagai peneliti oleh seseorang yang ada di lokasi
penelitian atau informan.
C.
Jenis
dan Sumber Data
Jenis
data
dan sumber-sumber data terkait dilaporkan pada bagian
ini. Uraian tentang jenis data adalah meliputi data-data apa saja yang dikumpulkan dan bagaimana pula karakteristiknya. Biasanya, di
sini dibedakan antara data primer dan data sekunder. Sementara itu, untuk
pembahasan tentang sumber data, maka perlu dijelaskan tentang siapa saja yang akan dijadikan sebagai informan (semisal untuk
diwawancarai), bagaimana ciri-ciri informan, dan kenapa memilih mereka sebagai informan. Dalam penelitian
kualitatif, dikenal pula istilah pengambilan sampel sebagaimana yang lazim dalam penelitian kuantitatif. Hanya
saja di sini tujuannya berbeda. Jika dalam penelitian kuantitatif, penyampelan dilaksanakan
untuk melakukan generalisasi; maka dalam penelitian kualitatif, penyampelan digunakan untuk memperjelas
target dan mempertegas sasaran penelitian agar tidak melebar ke mana-mana.
Sebagai misal, bilamana ingin meneliti tentang proses pembentukan visi misi
perusahaan, maka penentuan sampel kualitatif barangkali bisa ditekankan pada
manajer-manajer pimpinan unit saja. Tidak harus melibatkan semua bawahan di
level bawah. Selain itu, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dapat
juga berguna untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya, kontradiktif dan bervariatif guna
melakukan kroscek hasil penelitian atau triangulasi.
D. Tahap-Tahap Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian terhadap objek yang dikaji. Uraian tahap ini dilakukan
mulai awal hingga akhir kajian penelitian. Yang perlu diperhatikan bahwa
tahapan penelitian ini diuraikan sesuai dengan pengalaman peneliti ketika akan,
dan melakukan penelitian lapangan. Di sini, mahasiswa harus menggunakan bahasanya
sendiri sesuai dengan konteks penelitiannya. Tidak harus sama persis dengan
yang ada di buku teks metodologi penelitian. Logikanya, tidak seperti
penelitian kuantitatif yang cenderung hanya menyebarkan angket atau kuessioner,
penelitian kualitatif memiliki model dan tahapan pelaksanaan riset yang sangat
beragam dan berbeda-beda. Karenanya, sub-bab ini dibutuhkan untuk
mengidentifikasi keunikan tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mahasiswa
jurusan Manajemen Dakwah.
E. Teknik
Pengumpulan Data
Bagian
ini menguraikan teknik yang
digunakan peneliti dalam menggali data penelitian. Di antara teknik yang bisa
dipakai untuk kualitatif adalah (1) Interview, baik yang semi-structured, in-depth
interviews, unstructured, dsb; (2) Observasi, baik yang participant
observation, non-participant, dsb; (3) Dokumentasi yang bersumber dari company profile,
university newsletters, laporan keuangan, internal correspondence, riset
pemasaran, press release, hasil penelitian akademisi, dsb; (4) Focused
Group Discussion (FGD) yang berupa diskusi
terarah dengan sampel tertentu; (5) dsb. Hal penting lain yang harus dijelaskan
di bagian ini adalah bagaimana cara dan prosedur yang akan dilakukan
peneliti untuk penggalian data tersebut. Kemudian terkait pula dengan kurun
waktu berapa lama yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan memformatnya menjadi inti
sari penelitian. Dari sini, maka perlu juga peneliti mencantumkan alat apa saja
yang digunakan untuk menunjang proses penggalian data seperti Diary notes, Interview notes, Photographs, Video Recorder, dsb.
F. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, hasil observasi, dan bahan-bahan
lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Dalam penelitian kualitatif, analisis
data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data. Jadi, yang membedakan dengan penelitian kuantitatif, proses analisa
data kualitatif sejatinya sudah dimulai ketika pengumpulan data dilakukan.
Kemudian, untuk lebih konkritnya, data-data yang sudah ada itu dianalisis
dengan menggunakan teknik tertentu yang lazim digunakan untuk model kualitatif
di kasus-kasus manajemen sepertihalnya Model Analisa Template, Model
Analisa Editing, Model
Quasi-Statistical, Model Immersion/Crystallisasi, Analisa Domain, Dari Induksi ke Deduksi, Analisa taksonomi,
komponensial, typologi, Constant Comparison, Analisa Fenomenologi, Analisa Narasi, Logical Analysis, dsb.
G. Teknik Validitas Data
Data yang terkumpul perlu dilakukan seleksi sebagai bahan masukan untuk
penarikan kesimpulan. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah
pula. Menimbang besarnya peranan data, maka keabsahan data menjadi sangat vital. Keabsahan data
ini dikenal sebagai validitas data. Pada bagian ini memuat uraian tentang
usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan data. Agar diperoleh temuan dan
interpretasi yang valid, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan
beberapa cara
seperti teknik perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam,
triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti teori dengan cara
silang dan kroscek), diskusi dengan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil
dan lainnya.
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian
mengingat di sinilah kondisi riil di lapangan dan hasil penelitian dipaparkan.
Bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang diteliti sekaligus
permasalahan yang dihadapinya. Dalam penelitian manajemen yang mengambil sampel
organisasi sebagai obyek penelitian, tentu tidak semua cerita tentang profil organisasi
itu ditulis. Cantumkan saja mana yang dianggap paling penting untuk diketahui
pembaca dan tekankan pada hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan
penelitian. Data-data terkait dengan rumusan masalah harus disajikan secara
tuntas di sini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya dengan
membaca bab ini. Adapun urutan sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Gambaran Umum
Obyek Penelitian
Pada bagian ini, objek penelitian akan dipaparkan dengan secukupnya agar pembaca mengetahui
hal-ikhwal objek penelitian tersebut. Gambaran tersebut berisi tentang kondisi
objek yang dikaji, dapat berupa letak geografis, potret dan struktur sebuah
organisasi, program dan suasana sehari-hari, serta hal lainnya yang dirasa peneliti perlu ditulis
untuk dapat mendukung gambaran penelitian (setting).
B. Penyajian Data
Bagian ini memaparkan data dan fakta yang didapat dari objek penelitian, terutama yang
terkait dengan rumusan masalah yang diajukan. Hal ini berarti bahwa bagian ini harus sudah berisi tentang ‘cikal bakal jawaban’ atas berbagai
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang didasarkan atas hasil pengamatan di
lapangan, wawancara dengan informan serta instrumen penunjang lainnya seperti dokumen resmi
organisasi, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Karena itu, bagian ini menggunakan istilah ‘penyajian’, karena
memang didesain untuk menyajikan semua data-data yang didapat dari lapangan. Mahasiswa
diharapkan menampilkannya secara utuh tentang semua elemen yang berkaitan dengan
rumusan masalah sehingga membantu untuk proses analisa data yang nanti
dilakukan setelah penulisan bagian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
(Analisis Data)
Setelah objek kajian diteliti dan kemudian data-datanya dipaparkan secara
utuh di bagian ‘penyajian data’, maka pada bagian ini, peneliti harus mulai menampilkan
beberapa hasil temuan yang diperoleh, sebagaimana yang sudah ada di bagian
‘penyajian data’, namun ditulis dengan bahasa yang berbeda. Upayakan tidak
ada pengulangan bahasa antara bagian ‘penyajian data’ dengan ‘Pembahasan hasil
Penelitian atau Analisis Data’. Setelah temuan atau data itu ditulis ulang,
kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan sejumlah teknik metodologi
kualitatif yang sudah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari penelitian yang
bernuansakan kualitatif, maka tugas seorang peneliti adalah semaksimal mungkin harus sanggup melahirkan sebuah teori baru. Namun
jika hal itu tidak dimungkinkan, maka yang dilakukan seorang peneliti adalah
melakukan konfirmasi dengan teori yang telah ada, sebagaimana yang telah diulas
di sub-bab ‘kerangka teoritik’.
Bab V: Penutup
Penutup adalah bab terakhir yang ada di dalam skripsi. Bab ini merumuskan
ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu,
perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan
penelitian dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail
pembahasan tentang masing-masing sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait
langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Catatan yang dapat dimunculkan dalam
membuat kesimpulan adalah (1) Jangan membuat kesimpulan di luar rumusan masalah
yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan. Jika rumusan masalahnya dua, maka
kesimpulannya juga dua point (2)
Kesimpulan bukanlah ringkasan dari satu bab atau beberapa bab (3) Sebisa
mungkin kalimat kesimpulan ditulis dalam bentuk bahasa yang singkat dan jelas
karena penggunaan bahasa yang terlalu panjang dan detail mestinya sudah ditulis
dalam bab penyajian dan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Jika ada hal positif yang terkait dari hasil penelitian, maka bisa disarankan kepada lembaga-lembaga
lain untuk menjadikannya sebagai model percontohan. Bilamana terkait dengan kelemahan atau hal negatif
dari hasil penelitian, saran juga bisa diutarakan peneliti supaya dilakukan
perbaikan oleh beberapa pihak terkait yang bersinggungan langsung dengan fokus
masalah. Semua saran yang ditulis, seyogyanya ditulis dalam bahasa yang jelas,
fokus dan praktis. Selain itu, saran bisa juga berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang terkait
dengan hasil penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Tidak bisa dipungkiri, peneliti akan merasa ada hal-hal yang kurang
terkait dari proses total penelitian skripsinya. Oleh karenanya, sub-bab ini harus
menjelaskan bagian-bagian mana yang dirasa bisa membuat penelitian skripsinya
kurang berjalan maksimal. Dampak positif dari adanya sub-bab ‘keterbatasan
penelitian’ ini adalah adanya masukan dan pembelajaran bagi peneliti-peneliti
selanjutnya terutama di dalam topik yang sama agar tidak mengulangi
‘kesalahan-kesalahan’ yang dilakukan peneliti sekarang. Selain itu, bisa juga
memberikan nilai lebih untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk melengkapi
kelemahan atau kekurangan yang ada di penelitian sekarang. Sebagai misal, kalimat
yang bisa dibuat adalah; “Penelitian ini dirasa kurang bisa maksimal karena
peneliti tidak bisa mendapat akses data yang lebih, mengingat sifat organisasi
yang sangat tertutup. Karena itu, barangkali akan menjadi lebih maksimal
bilamana untuk meneliti studi kasus di organisasi yang ekslusif atau closed system, peneliti seharusnya sudah
memiliki channel orang dalam atau
bahkan menjadi dari bagian organisasi itu (faktor insider) sebelum melakukan risetnya. Dari sini, diharapkan akses
data akan menjadi lebih mudah diperoleh.”
c. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi jurusan
Manajemen dakwah memuat daftar pustaka atau semua referensi yang dikutip oleh peneliti, dan beberapa lampiran yang dirasa perlu
untuk dicantumkan dalam skripsi semisal instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, pedoman
observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan
dosen pembimbing, dsb. Selain itu, biografi singkat peneliti juga harus ditulis di segmen
paling akhir dari bagian ini.
D. SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF
Sebagai
penelitian dengan karakter yang dekat terhadap penggunaan angka-angka dan
hitungan statistik, hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya
bersifat kompleks. Ini bisa dilihat dari bagaimana proposal penelitian kuantitatif
disusun, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat subtantif dan
mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Untuk
jurusan Manajemen dakwah, sistematika penulisan skripsi yang menggunakan
pendekatan kuantitatif ditulis sebagaimana berikut :
Bagian Awal
|
Judul Penelitian (sampul)
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto dan Persembahan
Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas
Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Grafik lainnya (jika perlu)
|
Bagian Inti
|
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: KAJIAN TEORETIK
o
Perspektif Islam (sub-bab khusus)
BAB III: METODE PENELITIAN
BAB IV: HASIL PENELITIAN
BAB V: PENUTUP
|
Bagian Akhir
|
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran: (instrumen penelitian seperti form hasil
pengumpulan data semisal angket, checklist, dsb; kalkulasi perhitungan; Surat
Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing,
dll)
Biografi peneliti
|
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam
skripsi kuantitatif jurusan
Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
a. Bagian Awal
Halaman Judul Penelitian
Halaman Judul (sampul luar dan dalam) berisi (1) Judul skripsi secara
lengkap yang diketik dengan huruf kapital (untuk sub judul diketik dengan huruf
kecil) (2) Teks skripsi berbunyi “Diajukan kepada Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) (3) Nama dan Nomor
Induk Mahasiswa, diketik dengan huruf Kapital (4) Nama lengkap Institut,
Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah, diketik dengan huruf Kapital (5) bulan
dan tahun lulus ujian, diketik dengan huruf kapital (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar
Persetujuan Dosen Pembimbing
Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah (1)
teks Skripsi oleh ……….. ini disetujui dan siap untuk diuji (2) Nama kota, tanggal, bulan serta tahun
persetujuan (3) Nama lengkap dosen pembimbing dan Nomor Induk Pegawai (NIP).
(Lihat di buku petunjuk teknis
pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Hal-hal yang dicantumkan pada lembar pengesahan ini adalah (1) teks skripsi
oleh ….. telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi (2) nama kota,
tanggal, bulan dan tahun pengujian (3) teks,
Mengesahkan Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Dekan (nama lengkap dan NIP) (4)
nama lengkap dan NIP tim penguji, yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Penguji
I dan Penguji II (Lihat di buku
petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Motto dan Persembahan
Lembar sebaiknya dijadikan satu halaman dan berisi (1) motto penulis
skripsi, dapat diambil dari ayat suci al-Qur’an, Hadith, kata mutiara, kalimat
bijak yang memotivasi dari pemikiran tokoh atau yang lain, dengan catatan harus
dicantumkan sumbernya dan memiliki kesinambungan dengan topik skripsi (2) persembahan penulis skripsi yang
ditujukan pada seseorang atau yang lain, dan diupayakan maksimal 30 kata.
(Lihat di buku petunjuk teknis
pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar
Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi
Halaman ini berisi pernyataan secara
legal formal bahwa: (a) skripsi tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga
pendidikan tinggi mana pun untuk mendapatkan gelar akademik apapun, (b) skripsi
tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan
atau plagiasi atas karya orang lain, dan (c) penulis bersedia menanggung semua
konsekuensi hukum bila ternyata di kemudian hari diketahui atau terbukti secara
sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil plagiasi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Abstrak
Kata ‘Abstrak’ ditulis di tengah halaman dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama
penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan
urutan: nama penulis koma, tahun kelulusan titik. Judul Skripsi dicetak miring
dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama dari setiap kata) dan
diakhiri dangan titik. Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari
skripsi yang mencakup (1) masalah yang diteliti (dengan kalimat tanya, sebagaimana
dalam rumusan masalah), (2) metode yang digunakan, (3) hasil penelitian dan (4) kesimpulan. Teks
abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu)
halaman kertas A4 (Lihat di buku
petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar, dicantumkan ucapan terima kasih
penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan atau
pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
menyelesaikan penulisan skripsi. Tulisan ‘kata pengantar’ diketik dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks
kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua
halaman. Ucapan terima kasih yang ada pada kata pengantar ini sebaiknya hanya
ditujukan kepada mereka yang benar-benar terkait dengan penelitian, seperti
dosen pembimbing, key informan dan yang lainnya (jadi
tidak semua orang diberikan ucapan terima kasih). Pada bagian akhir (pojok
kanan bawah) dicantumkan kata ‘Penulis’ tanpa menyebut nama terang. (Lihat di
buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat Judul bab, judul sub bab, dan judul anak
sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.
Semua judul bab diketik dengan huruf kapital. Sedangkan sub bab dan anak sub
bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital dengan spasi
tunggal. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan
isi. (Lihat di buku petunjuk teknis
pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman
untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di
dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan
spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi. Untuk penulisan daftar tabel menggunakan angka arab, dengan
ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka
bagian kedua mengisyaratkan nomor tabel. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun
2010).
Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar dan nomor
halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari
satu baris diketik dengan sapasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan
lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar gambar menggunakan angka
arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab,
dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor gambar. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi
fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Grafik
lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda
lain yang mempunyai makna essensial (misalnya singkatan atau lambang lainnya),
maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang itu.
b. Bagian Inti
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang
mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk
apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan
memuat:
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan (idealitas dan realitas) baik kesenjangan teoretik maupun praktis
yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah
dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian lain, kesimpulan
seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait
erat dengan pokok masalah yang diteliti, serta alasan rasional ketertarikan peneliti untuk melakukan riset
tentang topik yang dijadikan fokus penelitian. Dengan demikian, masalah yang
dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Sebagaimana yang sudah sekilas disinggung di sub kajian tentang matriks, bobot permasalahan bisa dilihat antara lain
melalui;
(1) ketidaksesuaian antara
praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda pelajari. (2) keunikan sebuah sistem manajemen sehingga
nanti dirumuskan menjadi teori yang baru. (3) kegagalan sebuah sistem manajemen di sebuah
organisasi. Setelah diteliti, mesti harus muncul solusi dan saran untuk
perbaikan ke depan. (4) kesuksesan sebuah
sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya menjadi benchmarking atau acuan buat organisasi
yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagian ini berisi tentang fokus apa yang akan diteliti
dan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan
diungkap di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ini harus selaras dengan alasan-alasan
yang dikemukakan di dalam latar belakang penelitian. Rumusan masalah hendaknya disusun
secara singkat, padat dan jelas yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya dan dapat diuji secara empiris.
Contoh : penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas
Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya” bisa mengambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah
gambaran secara deskriptif efektivitas kepemimpinan Dekan, motivasi kerja dan
kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
2) Seberapa besar
pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan terhadap kinerja dosen-dosen di
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
3) Seberapa besar
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN
Sunan Ampel Surabaya?
4) Seberapa besar
pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja
dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan
sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan mengacu
pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya.
Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian
dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Contoh dengan masih mengacu pada rumusan masalah sebelumnya, maka redaksi
tujuan penelitian bisa dibuat seperti ini:
“Memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka secara umum, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang pengaruh
efektivitas kepemimpinan dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen
di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan secara spesifik,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1) Gambaran aktual
sekarang tentang efektivitas kepemimpinan Dekan, motivasi kerja dan kinerja dosen-dosen
di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2) Pengaruh
efektivitas kepemimpinan Dekan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3) Pengaruh motivasi
kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
4) Pengaruh
efektivitas kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen
di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.”
D.
Manfaat Penelitian
Bagian ini menjelaskan secara tegas untuk apa penelitian dilakukan, baik
secara teoritis maupun praktis. Secara umum manfaat penelitian dinyatakan bahwa temuan penelitian akan
memberikan kontribusi bagi pribadi, jurusan Manajemen Dakwah dalam bentuk
pengembangan khazanah keilmuan jurusan serta masyarakat luas termasuk objek
kajian yang diteliti. Selain itu, bagian ini menguraikan seberapa besar urgensinya penelitian ini
dibuat. Kenapa mahasiswa memilih topik ini dan kenapa harus dengan memilih
organisasi ini sebagai obyeknya; adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
di bagian ini. Harapannya, sub-bab ‘manfaat penelitian’ ini bisa memberikan
pemahaman bagi pembaca bahwa topik skripsi ini layak untuk diteliti mengingat
nilai signifikansi atau dampak positifnya sangat besar dan bermanfaat bagi
perkembangan dunia manajemen dan entrepreneurship.
Contoh dengan masih mengacu pada sub-bab rumusan masalah dan tujuan
penelitian sebelumnya, maka redaksi manfaat penelitian bisa dibuat seperti ini:
Riset ini memiliki
urgensi yang besar dalam telaah organisasi. Diskusi kepemimpinan dan motivasi
kerja memang sudah amat sering dilakukan. Namun untuk objek kajian di Fakultas
Dakwah, peneliti sejauh ini melihat bahwa belum ada penelitian manajemen yang
mengambil objek kajian di Fakultas Dakwah. Kajian seperti ini diharapkan bisa
membantu aktor pimpinan Fakultas untuk bisa mendesain ulang sistem mekanisme
manajemen beserta proses interaksi kepemimpinan masing-masing bawahannya agar
tercipta Fakultas yang ekselen. Oleh karenanya, riset ini amat penting untuk
dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:
1) Kegunaan teoritik
a) Penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang
berhubungan dengan topik efektivitas kepemimpinan dekan, motivasi kerja,
kinerja dosen, serta keterkaitan antara ketiganya.
b) Menjadi bahan
masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna
menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek
sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2) Kegunaan praktis
a) Menjadi syarat
utama dan tugas akhir bagi peneliti untuk menjadi Sarjana Sosial Islam
(S.Sos.I) di Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
b) Memberikan
informasi kepada dosen-dosen Fakultas Dakwah, pada khususnya, agar meningkatkan
kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.
c) Menambah wawasan
bagi para praktisi pendidikan, bahwa kinerja dosen itu dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor; di antaranya adalah efektivitas kepemimpinan dekan dan
motivasi kerja.
d) Sebagai bahan
masukan kepada dekan Fakultas Dakwah untuk lebih mempertimbangkan perilaku
selaku pemimpin dalam Perguruan Tinggi agar dapat mendorong kualitas kinerja
dosen dengan baik.
e) Sebagai bahan
masukan kepada praktisi pendidikan bahwa tujuan pendidikan nasional akan mudah
tercapai bila didukung oleh kualitas kinerja yang baik dari para tenaga dosen.
E. Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional
itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada
bagaimana mengukur suatu variabel.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam pembuatan definisi
operasional, yaitu (1) Tidak semua kata dalam judul didefinisikan, melainkan
beberapa konsep kunci yang ada dalam judul, (2) Nama lembaga, nama desa dan
seterusnya tidak perlu didefinisikan, (3) untuk mendefinisikan istilah, gunakan
literatur akademis, dengan kata lain jangan berhenti pada arti istilah semata atau
di kamus bahasa saja, melainkan harus ada penjelasan yang berbasis teoritik yang dianggap perlu untuk menyesuaikan
dengan topik skripsi. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan untuk
memudahkan pengukuran konsep atau konstruk yang akan diselidiki.
Contoh definisi operasional dari ‘kinerja dosen’ adalah merupakan
tingkat profesional dosen dalam proses belajar mengajar, penelitian, dan
pengabdian masyarakat selama periode tertentu yang diwujudkan melalui (a)
kemampuan pedagogik untuk mengelola proses pembelajaran, (b) kepribadian yang
berakhlak mulia, arif, dan menjadi teladan bagi mahasiswa, (c) profesional dan
kompetensi unggul dalam penguasaan materi, dan (d) kemampuan sosial yang bagus
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
F. Sistematika Pembahasan
Berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab
penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga
kesimpulan.
Bab II : Kajian
Teoretik
Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek elaborasi teori
dan riset terdahulu. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
landasan ilmiah dalam melakukan penelitian. Di sini, mahasiswa jurusan
Manajemen Dakwah harus mampu mendemonstrasikan bahwa mereka memiliki wawasan
yang amat luas tentang teori manajemen dan entrepreneurship. Mahasiswa juga harus meng-update
terus cakrawala berpikirnya tentang teori-teori kontemporer. Bahkan,
silsilah penelitiannya pun bisa diuraikan bilamana memang skripsinya merupakan
penelitian lanjutan dari riset sebelumnya yang memiliki keserupaan topik. Selain itu,
karena pendekatannya yang bersifat kuantitatif, bab ini juga perlu ditampilkan
tentang hipotesis penelitian, yaitu dugaan
atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam
kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah
menggunakan pengetahuan ilmiah pula sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.
Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang
teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian. Oleh karenanya,
bab II ini memuat sejumlah sub bab seperti:
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pada bagian ini, perlu
disajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak
dilakukan. Kegunaan dari bagian ini adalah untuk meyakinkan pada peneliti dan
juga pembaca, bahwa skripsi ini bukan asal penelitian seenaknya saja, melainkan yang
berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Hal itu salah satunya
bisa ditelusuri melalui sumber-sumber pustaka. Dinamakan riset atau re-search, adalah karena untuk meneliti
ulang kembali apa-apa yang sudah ditulis orang lain.
Hasil-hasil dari
penelitian terdahulu dapat dicari dari berbagai sumber, misalnya di jurnal penelitian,
laporan penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi, terbitan resmi pemerintah
atau lembaga lain. Untuk teknis penyampaian atau penulisan hasil penelitian
terdahulu, dapat mengikuti alur sebagai berikut; sebutkan nama peneliti, judul,
tempat dan tahun penelitian dan kesimpulan. Setelah hasil penelitian terdahulu
tersebut dikupas, maka peneliti harus menunjukkan karakter atau ciri khas yang
membedakan skripsinya dengan penelitian orang tersebut. Persamaan dan perbedaan
antara skripsi yang akan dikerjakan dengan sejumlah hasil penelitian terdahulu
harus diulas secara singkat. Kegunaan dari pemaparan ini adalah untuk
mengetahui silsilah keilmuan skripsi, memahami di posisi mana skripsi ini akan
mengisi area yang kosong (yang belum diteliti orang lain) sekaligus juga sebuah
proklamasi, apakah skripsi ini berusaha untuk mengembangkan teori yang ada atau
menelorkan teori yang baru.
B. Kerangka Teori
Bagian ini akan menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah
penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana
teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah
penelitian. Istilah kerangka teoritik identik dengan paradigma atau kerangka
berpikir yang memiliki peran besar sebagai perspektif teori yang membatasi area
kajian penelitian. Adanya kerangka teoritik bisa bermanfaat untuk membuat
penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar ke mana-mana. Kerangka
teoritik dibangun berdasarkan konsep atau teori dari bebagai pendapat para ahli
yang kemudian diterjemahkan ke wilayah empirik sehingga bisa diimplementasikan
di dalam penelitian.
Hal lain yang
penting adalah kerangka teoritik tidak cukup hanya mencantumkan definisi dari
sebuah konsep, tetapi harus pula dijelaskan alur proses jalannya penelitian
nanti. Dari sini, kerangka teoritik diharapkan harus bisa memunculkan sejenis
gambar, model, diagram, figur, atau framework;
yang bisa dikutip dari konsep seorang tokoh manajemen atau merupakan hasil
kreasi peneliti sendiri yang berasal dari kombinasi beberapa model buatan tokoh
manajemen.
Sebagai misal
bilamana judul penelitiannya adalah “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya”,
maka kerangka teoritik yang bisa
dipakai adalah:
Gambar 2.2
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teoritik
yang digunakan serasa agak pas mengingat di dalamnya mencakup uraian tentang efektivitas
kepemimpinan dekan, motivasi kerja, dan kinerja dosen-dosen. Fungsi kerangka teoritik memang
dipakai untuk menjadi arahan dan pijakan teoritis bagaimana pertanyaan
penelitian akan dijawab. Sumber kerangka teoritik harus dicantumkan sebagai
bukti bahwa teori ini adalah hasil kutipan dari karya orang lain. Atau,
bilamana memang kombinasi dari beberapa teori, maka sebaiknya juga ditulis
seperti dengan cara ‘Framework proses manajemen kinerja ini adalah hasil
adaptasi dan kombinasi dari teori Beardwell and Holden (2001) dengan Tovey and
Uren (2006)’.
Sebagai
ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah
dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain, harus ada kajian khusus tentang
pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik
kepemimpinan, motivasi dan kinerja, misalnya, mahasiswa diwajibkan memberikan
telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits) memandang konsep
kepemimpinan, motivasi dan kinerja. Penjelasan tentang keislaman ini ditulis di
dalam bagian akhir dari sub-bab kerangka teoritik.
C. Paradigma
Penelitian
Paradigma penelitian adalah model
berpikir yang dipakai untuk menjelaskan proses kesinambungan antara dua
variabel atau lebih di dalam penelitian. Untuk memudahkan pembacaan, paradigma
penelitian harus dibuat dalam bentuk gambar model dengan mencantumkan rumusan
pengolahan statistik untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan
penelitian.
Sebagai contoh, bila masih merujuk
dari penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya”, maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah sebagai berikut;
Gambar 2.3
Paradigma Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara prosedural, hipotesis
penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian teori, karena hipotesis
penelitian adalah rangkuman dari simpulan teoretis yang diperoleh dari beberapa
sumber kepustakaan. Rumusan hipotesis bisa bersifat hipotesis nihil atau
hipotesis alternatif.
Contoh hipotesis
nihil adalah:
Sistem penggajian
tidak mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah.
Contoh hipotesis
alternatif:
Sistem penggajian
mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah.
Contoh lain, bila masih merujuk dari rumusan masalah sebelumnya; yakni dari
penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya”, maka hipotesis yang bisa dibuat adalah sebagai berikut;
1) Efektivitas
kepemimpinan Dekan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen-dosen di
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2) Motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN
Sunan Ampel Surabaya.
3) Efektivitas
kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan
teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian di lapangan. Sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan
yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis di buku teks atau diktat
metodologi penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus lebih operasional dan ‘siap pakai’, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan
fokus penelitian. Adapun urutannya sebagai berikut :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam skripsi
ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menyertakan alasan-alasan singkat
mengapa pendekatan ini digunakan. Di samping itu, peneliti perlu juga mengemukakan
jenis penelitian yang dipakai. Dalam kasus manajemen dan entrepreneurship,
jenis penelitian yang bisa dipakai untuk kuantitatif di antaranya adalah Studi Korelasi, Studi Komparatif, Penelitian
Asosiatif, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan, perkembangan ilmu dan
metodologi penelitian manajemen selalu bergerak cepat. Jadi, mahasiswa
diharapkan terus memantau, atau sebaiknya menggunakan desain dan jenis
penelitian yang terbaru dan sesuai dengan konteks penelitian.
B. Lokasi
Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan
alasan memilih lokasi tersebut. Selain itu, patut juga dijelaskan tentang bagaimana nanti
mahasiswa akan memasuki lokasi itu.
C.
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah
sekelompok obyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi merupakan keseluruhan unit sampling secara fisik yang
dibatasi secara ketat oleh kriterium tertentu atau keseluruhan dari hasil pengukuran (data). Sampel adalah
bagian dari populasi yang didesain untuk mewakili dari seluruh populasi. Populasi adalah tempat diperlakukannya
hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam sampel. Oleh karena itu,
karakteristik populasi dan sampel harus sama, atau keadaan yang berlaku dalam
sampel hendaknya representatif dengan keadaan dalam populasi. Di dalam bagian
populasi dikemukakan karakteristik-karakteristik pokok yang mungkin merupakan
ciri utama dari populasi tersebut. Setelah populasi dan jumlah besaran sampel
dijelaskan; selanjutnya dikemukakan cara penarikan sampel dari populasi. Untuk
menentukan besaran sampel dalam sebuah penelitian, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya purposeful sampling, random sampling, stratified random sampling, cluster random
sampling, non-probability sampling, convenience sampling, snowball sampling, quota
sampling, sampel homogen, sampel heterogen, sampel populasi, sampel rujukan berantai (Chain Referral Sample), dsb.
D. Variabel dan Indikator
Penelitian
Variabel dalam penelitian perlu ditentukan agar alur hubungan dua atau
lebih variabel dalam penelitian dapat dipastikan secara tegas dan jelas. Penentuan
variabel dalam suatu penelitian berkisar pada variabel bebas (independent
variable), variabel tergantung atau terikat (dependent variable) maupun variabel kontrol (intervening
variable). Setelah itu, ditentukan pula indikator penelitian. Indikator variabel penelitian adalah alat
ukur variabel. Fungsi dari indikator variabel adalah mendeteksi secara penuh
variabel yang akan diukur, sehingga keberadaan indikator harus jelas dalam variabel yang akan diukur.
Tetapi perlu diingat bahwa indikator hanya muncul dari konsep variabel yang
telah ditentukan sebelumnya. Indikator penelitian bisa dikembangkan dari teori atau
konsep yang dibuat oleh pakar manajemen dan entrepreneurship.
Contoh yang masih merujuk dari rumusan masalah sebelumnya; yakni dari
penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya”, maka variabel, sub-variable dan indikator penelitian yang bisa
dipakai adalah:
No.
|
Varibel
|
Sub-Variabel
|
Indikator-Indikator
|
1
|
Efektivitas kepemimpinan dekan (X1)
|
a. Kepemimpinan berorientasi pada tugas (initiating
structure)
|
(1) Mengutamakan pencapaian tujuan
|
|
|
|
(2) Menilai pelaksanaan tugas bawahan
|
|
|
|
(3) Menetapkan batas waktu pelaksanaan tugas
|
|
|
|
(4) Menetapkan standar tertentu pada tugas bawahan
|
|
|
|
(5) Memberi petunjuk pada bawahan
|
|
|
a. Kepemimpinan berorientasi pada human relation
|
(1) Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan
|
|
|
|
(2) Bersikap bersahabat
|
|
|
|
(3) Membina hubungan kerjasama dengan baik
|
|
|
|
(4) Memberikan dukungan terhadap bawahan
|
|
|
|
(5) Menghargai ide atau gagasan
|
|
|
|
(6) Memberi kepercayaan kepada bawahan
|
2
|
Motivasi Kerja
|
a. Motivasi eksternal
|
(1) hubungan antar pribadi
|
|
|
|
(2) penggajian (honorarium)
|
|
|
|
(3) supervisi dekan
|
|
|
|
(4) kondisi kerja
|
|
|
b. Motivasi internal
|
(1) Minat terhadap tugas
|
|
|
|
(2) dsb ...
|
3
|
Kinerja Dosen
|
a. Kompetensi Kepribadian
|
(1) bersikap terbuka
|
|
|
|
(2) dsb ...
|
|
|
b. dsb ..
|
|
E. Tahap-Tahap Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian terhadap objek yang dikaji. Uraian tahap ini dilakukan
mulai awal hingga akhir kajian penelitian. Yang perlu diperhatikan bahwa
tahapan penelitian ini diuraikan sesuai dengan pengalaman peneliti ketika akan,
dan melakukan penelitian lapangan. Di sini, mahasiswa harus menggunakan bahasanya
sendiri sesuai dengan konteks penelitiannya. Tidak harus sama persis dengan
yang ada di buku teks metodologi penelitian. Yang harus dijabarkan adalah mulai
dari proses awal pengerjaan semua kebutuhan riset baik dari kampus, penyebaran angket di lapangan, hingga
pengolahan data. Model dan tahapan pelaksanaan riset bagi setiap mahasiswa
dimungkinkan akan sangat beragam Karenanya, sub-bab ini dibutuhkan untuk
mengidentifikasi keunikan tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mahasiswa
jurusan Manajemen Dakwah.
F. Teknik Pengumpulan
Data
Bagian
ini menguraikan instrumen dan cara yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian. Pada bagian
instrumen, dikemukakan deskripsi tentang alat yang digunakan untuk memperoleh
data penelitian dan alasan pemilihannya. Jika instrumen dikembangkan sendiri
oleh peneliti perlu dikemukakan prosedur pengembangannya serta informasi
tentang tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas)-nya. Jika
instrumen yang digunakan diadaptasikan dari instrumen yang sudah ada, tingkat
kesahihan dan keandalannya perlu ditunjukkan. Sedangkan daftar pertanyaan yang
dimuat dalam instrumen cukup disertakan pada daftar lampiran. Di antara teknik yang
bisa dipakai untuk kuantitatif adalah (1) survey, (2) Metode eksperimentasi,
(3) Observasi (namun tidak semua peneliti kuantitatif sanggup menggunakan
teknik ini dikarenakan besarnya kemungkinan error dan bias. Yang memungkinkan
adalah bila memanfaatkan observasi sebagai teknik pengumpulan data sekunder,
terutama terkait profil organisasi), (4) wawancara (untuk pengumpulan data
sekunder), (4) dokumentasi (untuk pengumpulan data sekunder). Hal penting lain yang harus dijelaskan di
bagian ini adalah bagaimana cara dan prosedur yang akan dilakukan
peneliti untuk penggalian data tersebut. Kemudian terkait pula dengan kurun waktu
berapa lama yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan kemudian
mengolahnya menjadi temuan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan proses penyebaran, pemantauan dan penganalisaan angket-angket dan juga bahan-bahan yang lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Kemudian, data-data yang sudah ada itu dianalisis
dengan menggunakan teknik tertentu yang lazim digunakan untuk penelitian kuantitatif
sepertihalnya analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial, analisis perbandingan, analisis
regresi, analisis korelasi, correspondence analysis, factor analysis, cluster analysis
(classification analysis), dsb. Inti
dari bagian ini adalah adanya penjelasan operasional teknik analisis statistik yang
digunakan, termasuk jenis atau alasan menggunakan analisis statistik tersebut.
Alat-alat analisis yang digunakan tersebut hendaknya ditulis rumus dan notasinya; serta kegunaan dari rumus tersebut.
H. Teknik Validitas Data
Pada bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh
validitas data. Validitas
di konsepsikan sebagai sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur.
Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan error pengukuran
yang kecil. Artinya skor setiap subjek yang diperoleh dari alat ukur tersebut tidaklah jauh berbeda
dari skor sesungguhnya.
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian
mengingat di sinilah kondisi riil di lapangan dan hasil penelitian dipaparkan.
Bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang diteliti sekaligus
permasalahan yang dihadapinya. Dalam penelitian manajemen yang mengambil sampel
organisasi sebagai obyek penelitian, tentu tidak semua cerita tentang profil
organisasi itu ditulis. Cantumkan saja mana yang dianggap paling penting untuk
diketahui pembaca dan tekankan pada hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan
penelitian. Untuk penelitian kuantitatif, hasil dari angket dan pengolahan
statistik adalah inti dari data penelitian yang harus dianalisis dan
ditampilkan. Data-data terkait dengan rumusan masalah harus disajikan secara
tuntas di sini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya dengan
membaca bab ini. Adapun urutan sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Gambaran Umum Obyek
Penelitian
Pada bagian ini, objek penelitian akan dipaparkan dengan secukupnya agar pembaca mengetahui
hal-ikhwal objek penelitian tersebut. Gambaran tersebut berisi tentang kondisi
objek yang dikaji, dapat berupa letak geografis, potret dan struktur sebuah
organisasi, program dan suasana sehari-hari, serta hal lainnya yang dirasa peneliti perlu ditulis
untuk dapat mendukung gambaran penelitian (setting).
B. Penyajian Data
Pada bagian ini dipaparkan mengenai data dan fakta variabel-variabel
penelitiannya. Data dan fakta ini, agar mudah pemaparannya, hendaknya
penyajiannya diatur dulu; misalnya, jika data yang digunakan adalah data primer
yang ditampung pada lembaran kuesioner, maka lakukanlah proses pengaturan data;
misalnya, data diubah dalam bentuk tabel, diagram atau grafik. Juga, data
tersebut dihitung untuk mendapatkan nilai statistiknya, seperti rata-rata,
standart deviasi, persentase, modul, median, dsb. Selanjutnya, data yang telah diatur
tersebut dimanipulasi atau ditransformasi dengan menggunakan dengan alat-alat
analisis, atau model-model yang sesuai dan mengarah kepada hasil yang berguna untuk langkah
berikutnya, yaitu menguji hipotesis.
C. Pengujian Hipotesis
Hasil penghitungan statistik yang diperoleh sebelumnya
dijadikan dasar dalam pengujian hipotesis. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,
hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti. Oleh karena itu
hipotesis tersebut masih perlu diuji dengan menggunakan taraf signifikansi
tertentu, yakni 0,01 (1 %) atau 0,05 (5 %). Untuk pengujiannya, hipotesis
terlebih dahulu dituliskan dalam bentuk nol yang biasa disebut hipotesis nihil
yaitu penyangkalan terhadap adanya hubungan antara variabel yang diteliti
sebagaimana tertuang dalam hipotesis penelitian.
Contoh:
Ho= Sistem penggajian
tidak mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah
Dalam pengujian hipotesis ini, ada dua kemungkinan keadaan yang akan
menjadi temuan penelitian. Kemungkinan keadaan pertama adalah bahwa hipotesis
nihil diterima sehingga hipotesis alternatif ditolak. Keadaan ini didapatkan
jika ternyata data yang dikumpulkan oleh peneliti tidak mendukung hipotesis
penelitian. Sedangkan kemungkinan keadaan yang kedua adalah bahwa hipotesis
nihil ditolak sehingga hipotesis alternatif diterima. Keadaan ini didapat jika
data yang dianalisis mendukung hipotesis penelitiannya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
(Analisis Data)
Bagian ini berisi paparan tentang argumentasi teoretis terhadap hasil
pengujian hipotesis. Misalnya, hipotesis penelitian ditolak atau tidak
terbukti, maka berikan alasan-alasan mengapa tidak terbukti. Mungkin dalam
pengumpulan datanya terdapat hal-hal yang melemahkan penelitian ini, atau
mungkin alat analisisnya kurang tepat, atau teori yang digunakan kurang relevan,
atau memang faktanya demikian. Peneliti jangan tergesa-gesa menyalahkan teori.
Jika sebaliknya, yakni hipotesis penelitian diterima, berarti teori cocok
dengan realitas. Dengan demikian, diterima atau ditolaknya hipotesis yang
diajukan harus ada alasannya.
Bab V: Penutup
Penutup adalah bab terakhir yang ada di dalam skripsi. Bab ini merumuskan
ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu,
perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan
penelitian dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail
pembahasan tentang masing-masing sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait
langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Catatan yang dapat dimunculkan dalam
membuat kesimpulan adalah (1) Jangan membuat kesimpulan di luar rumusan masalah
yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan. Jika rumusan masalahnya dua, maka
kesimpulannya juga dua point (2)
Kesimpulan bukanlah ringkasan dari satu bab atau beberapa bab (3) Sebisa
mungkin kalimat kesimpulan ditulis dalam bentuk bahasa yang singkat dan jelas
karena penggunaan bahasa yang terlalu panjang dan detail mestinya sudah ditulis
dalam bab penyajian dan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Jika ada hal positif yang terkait dari hasil penelitian, maka bisa disarankan kepada lembaga-lembaga
lain untuk menjadikannya sebagai model percontohan. Bilamana terkait dengan kelemahan atau hal negatif
dari hasil penelitian, saran juga bisa diutarakan peneliti supaya dilakukan
perbaikan oleh beberapa pihak terkait yang bersinggungan langsung dengan fokus
masalah. Semua saran yang ditulis, seyogyanya ditulis dalam bahasa yang jelas,
fokus dan praktis. Selain itu, saran bisa juga berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang terkait
dengan hasil penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Tidak bisa dipungkiri, peneliti akan merasa ada hal-hal yang kurang
terkait dari proses total penelitian skripsinya. Oleh karenanya, sub-bab ini
harus menjelaskan bagian-bagian mana yang dirasa bisa membuat penelitian
skripsinya kurang berjalan maksimal. Dampak positif dari adanya sub-bab
‘keterbatasan penelitian’ ini adalah adanya masukan dan pembelajaran bagi
peneliti-peneliti selanjutnya terutama di dalam topik yang sama agar tidak
mengulangi ‘kesalahan-kesalahan’ yang dilakukan peneliti sekarang. Selain itu,
bisa juga memberikan nilai lebih untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk
melengkapi kelemahan atau kekurangan yang ada di penelitian sekarang.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi kuantitatif jurusan Manajemen dakwah memuat daftar pustaka atau semua referensi
yang dikutip oleh peneliti, dan beberapa lampiran yang dirasa perlu untuk dicantumkan dalam skripsi semisal instrumen
penelitian sepertihalnya instrumen penelitian seperti form hasil pengumpulan data semisal angket, checklist,
dsb; skoring kuantitatif, kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan
penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dsb. Selain itu, biografi singkat
peneliti juga harus ditulis di segmen paling akhir dari bagian ini.
E. SKRIPSI PENELITIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian kepustakaan
atau library research adalah riset
yang berbasis literatur dan tidak menekankan sepenuhnya pada kajian empirik di
lapangan. Penelitian ini tergolong lazim dipakai untuk riset kesejarahan, pengembangan teori
dari masa ke masa, telaah pustaka, dan sejenisnya. Untuk jurusan Manajemen Dakwah,
desain skripsi yang menggunakan pendekatan kepustakaan adalah bersifat
fleksibel, terutama mengenai jumlah bab, tergantung dari perkembangan
penelitian kepustakaannya. Namun, ada beberapa bab yang memang harus ada
keseragaman. Sistematika penulisan skripsi kepustakaan bisa mengacu pada uraian
berikut ini:
Bagian Awal
|
Judul Penelitian (sampul)
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto dan Persembahan
Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas
Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Grafik lainnya (jika perlu)
|
Bagian Inti
|
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
E. Definisi Konsep
F. Sistematika
Pembahasan
BAB II: KAJIAN TEORETIK
BAB III: METODE PENELITIAN PENELITIAN
BAB IV: PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB V: PEMBAHASAN PENELITIAN (bila diperlukan)
BAB VI: PENUTUP
|
Bagian Akhir
|
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran: (Surat Keterangan melakukan
penelitian dari jurusan Manajemen Dakwah, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)
Biografi peneliti
|
Untuk detail
mengenai penjabaran tentang panduan penulisan bab seperti latar belakang,
rumusan masalah, definisi konsep, kajian pustaka, kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dsb; bisa dilihat pemaknaannya pada bagian sebelumnya yang mengulas
penelitian kualitatif ataupun kuantitatif. Secara garis besar, karena sangat
umumnya pengertian dan pengoperasian, tidak ada perbedaan yang cukup besar dari
bab dan sub-bab tersebut antara yang riset kepustakaan dengan penelitian
lapangan.
BAB III
FISIKASI DAN FORMAT PENULISAN SKRIPSI
A. Fisikasi Skripsi
1. Jenis dan Ukuran Kertas
(Mengacu pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi Fakultas Dakwah
tahun 2010)
2. Jenis Huruf dan Ukuran Huruf
(Mengacu
pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi Fakultas Dakwah tahun 2010)
3. Batasan Halaman Skripsi
Untuk jumlah halaman skripsi
yang harus dipenuhi paling sedikit (minimal) 80 halaman, dengan
pembagian sebagai berikut :
SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF
|
||
BAB
|
Jumlah Minimal Halaman
|
Prosentase
|
I
|
8 halaman
|
10 %
|
II
|
22 halaman
|
27 %
|
III
|
10 halaman
|
13 %
|
IV
|
36 halaman
|
45 %
|
V
|
4 halaman
|
5 %
|
Jumlah
|
80 halaman
|
100 %
|
SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF
|
||
BAB
|
Jumlah Minimal Halaman
|
Prosentase
|
I
|
8 halaman
|
10 %
|
II
|
20 halaman
|
25 %
|
III
|
10 halaman
|
12 %
|
IV
|
38 halaman
|
48 %
|
V
|
4 halaman
|
5 %
|
Jumlah
|
80 halaman
|
100 %
|
|
||
SKRIPSI PENELITIAN PUSTAKA
|
||
BAB
|
Jumlah Minimal Halaman
|
Prosentase
|
I
|
12 halaman
|
15 %
|
II
|
20 halaman
|
25 %
|
III
|
22 halaman
|
27 %
|
IV
|
22 halaman
|
28 %
|
V
|
4 halaman
|
5 %
|
Jumlah
|
80 halaman
|
100 %
|
4. Spasi
(Mengacu pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah
tahun 2010)
5. Warna cover
Untuk matriks, tidak perlu diberi sampul, cukup distaples saja.
Untuk proposal, diberi cover mika plastik warna merah di bagian depan
dan cover buffalo warna merah juga di bagian belakang.
Untuk skripsi, menggunakan warna coklat muda.
B. Teknik Pendukung Penulisan Skripsi
Ada 5 (lima) hal yang
perlu diperhatikan dalam teknis penulisan skripsi, yaitu (1) sistematika bab
dan subbab, (2) kutipan, (3) catatan kaki, (4) daftar pustaka (5) transliterasi
1. Sistematika Bab dan Subbab
Sistematika penulisan bab, subbab dan sub-subbab yang
digunakan berikut ini. Peringkat pertama, kata bab ditulis dengan huruf
kapital dan diikuti angka romawi besar sesuai dengan urutan bab diketik pada
bagian tengah atas tanpa titik dan garis bawah. Peringkat kedua, ditandai dengan huruf kapital, misalnya A,B,C
dan seterusnya, diakhiri tanda titik. Peringkat ketiga, ditandai dengan
angka arab, misalnya 1,2,3 dan seterusnya, diakhiri dengan titik. Peringkat
keempat, ditandai dengan huruf
kecil, misalnya a, b, c dan seterusnya, diakhiri titik. Jika masih terdapat sub
subbab lagi, maka digunakan angka arab yang diakhiri kurung tutup ( ). Berkenaan dengan itu, semua kata dan sub
bab mulai peringkat kedua hingga peringkat kelima diawali dengan huruf kapital.
Contoh :
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
4. dst
a.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
b.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
c.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
d. dst
1)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
4)
dst
(a)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(b)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(c)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(d)
dst
(1)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(2)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(3)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(4)
dst
2. Kutipan
Kutipan yang digunakan terdiri atas kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang berupa teks
asli dari sumber rujukan tanpa ada tanda perubahan. Dalam penerapannya, untuk
memastikan keakuratan terjemahan dengan teks asli, kutipan langsung dari sumber
rujukan harus ditulis aslinya. Berdasarkan sumbernya, maka penulisan kutipan
dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kutipan Langsung kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi
kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“…..“) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama, dan diikuti oleh nama penulis, dengan jarak antar
baris 2 (dua) spasi.
Contoh :
Menurut Dowling dan
Welch, “target
utama dari konsep development adalah untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam kaitannya dengan beberapa posisi SDM di masa depan yang biasanya
dikaitkan dengan keterampilan
manajerial”1
1 Dowling dan Welch. 2004. International
Human Resource Management: Managing People in a Multinational Context. (London:
Thompson Learning,), hal. 14.
b. Kutipan Langsung 40 Kata atau Lebih 5 Baris
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih dari 5 baris
ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis
1.2 cm dari garis tepi sebelah kiri atau 7 ketukan (space bar)dari sisi
kiri, dan diketik dengan spasi tunggal, dengan ukuran huruf 12 font.
Contoh :
Dalam mengkaji problema yang terkait dengan beban kerja
antara pekerja full-time dengan part-time, Zeytinoglu berpendapat bahwa :
““Some people have been working [in X workplace] for
14-15 years full-time [hours], and some of them even working close to 40 hours
a week at a part-time wage. And that again causes a lot of stress, I think, and
anxiety within them, because they see everybody else doing the same job they’re
doing for triple the pay that they’re getting, and yet they’re not being
considered for being hired [for full-time permanent positions]”2
2 Zeytinoglu, W. Lillevik,
Seaton dan J. Moruz. 2004. “Part-Time and Casual Work in Retail Trade: Stress
and other Factors Affecting the Workplace.” Industrial
Relations, Vol. 59, Issue 3, hal. 529.
c. Kutipan Langsung yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam
kalimat yang dibuang baik pada awal, tengah atau akhir kata, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik (…), untuk beberapa kalimat yang dibuang
baik pada awal, tengah atau akhir kalimat, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik (….),
Contoh : Kata yang
dibuang
“... Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pembinaan di masyarakat … diharapkan harus memperhatikan kondisi setempat”3
Contoh : Kalimat yang
dibuang
“Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada…. Tetapi
tidak demikian dengan gangguan semantic atau psikologis....”4
3 Abdul Hakim Haekal, 2003. Metode
Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya, Usaha Abadi, hal. 54.
4 Nurudin. 2002. Komunikasi
Massa. Malang, Cespur
Press, hal. 107.
d. Kutipan Langsung yang Berbentuk Prosa
Kutipan yang berbentuk prosa yang panjangnya tidak lebih
dari lima baris dimasukkan sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan
di antara tanda petik rangkap (“…”). Bila macam tulisan yang dikutip berbeda
dengan macam tulisan teks (latin dengan arab atau sebaliknya), maka dipisahkan
dari teks dan diketik sedemikian rupa sehingga tidak melanggar norma penulisan
ilmiah dan estetika.
e. Kutipan Langsung yang Berbentuk Puisi
Yang dimaksud puisi di sini adalah termasuk “kata-kata
mutiara”. Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris dimasukkan
sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan di antara tanda petik
rangkap (“….”).
Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan
penulisannya dari teks karya tulis, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan
sesudahnya.
Contoh :
Jadilah orang yang murni dari semua sifat diri
Bahwa kamu bisa melihat intisari dirimu yang sangat
berkilauan
Betul, Lihatlah ke dalam hatimu, sebuah pengetahuan nabi
Dengan tanpa buku, tanpa guru privat, dan tanpa pendidik 3
3 Dikutip dalam Reynold A. Nicholson. 2002. The Mystics of Islam. Bloomington, World
Wisdom Inc, hal. 50.
f. Kutipan Langsung dari Ayat al-Qur’an atau
al-Hadith
Kutipan ayat-ayat al-Qur’an dan al-Hadith dituliskan
dengan huruf Arab, sebagaimana aslinya. Caranya sama dengan yang tersebut pada
kutipan bentuk prosa. Khusus mengenai kutipan ayat-ayat al-Qur’an perlu
disebutkan nama surat serta nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan. Untuk
yang tersebut akhir ini, nama dan nomor ayat dituliskan dengan dilengkapi dengan sanad dan rawinya.
Contoh : Kutipan yang
berasal dari ayat al-Qur’an
Tidak bisa dipungkiri, perencanaan
adalah sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan kita sebagai pelaku
organisasi. Dalam alQuran sendiri pun, Tuhan berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 1
1 al-Qur’an, Al-Hasyr :
18
Contoh : Kutipan yang
berasal dari al-Hadith
Kutipan hadits sama halnya dengan mengutip ayat
alQur’an. Hanya saja, untuk hadith harus ditulis siapa rawi dan dari kitab mana
hadith itu diambil.
Menulis ayat alQuran dan hadith tidak harus
menggunakan bahasa Arab dan kemudian ditulis terjemahannya. Cara lain untuk
mengutip keduanya bisa juga dengan menggabungkan terjemahannya ke dalam
paragraph, sebagaimana contoh berikut:
Perenungan, kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan —termasuk filsafat di dalamnya— ialah salah satu pemberi inspirasi
kuat untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat. Di dalam sebuah hadíth Qudsí,
Allah berfirman, “Aku adalah sebagaimana perkiraan hamba-Ku terhadap-Ku.”4
Jadi, ada yang memperkirakan bahwa Allah itu cukup didekati dengan tasawuf yang
sederhana saja, tanpa mengusung konsep filsafat yang rumit; tapi ada juga yang
berpandangan sebaliknya.
4 Lihat riwayatnya dalam Abú ‘Abd Allah Muhammad bin
Ismá’íl bin Ibráhím bin Mughírah al-Bukhárí, 1981. Sahíh al-Bukhárí, juz. IX, Beirut, Dár al-Fikr, hal. 147-148.
g. Kutipan Tidak Langsung
Adalah kutipan yang berisi isi pokok pikiran dari sumber rujukan yang
ditulis dengan bahasa pengutip. Jika sumber kutipan ditulis dalam bahasa asing (Inggris,
Arab, Jerman, dll), maka kutipan tidak langsung dapat ditulis dengan bahasa
Indonesia. Akan tetapi kutipan itu ditulis dengan cara (1) diintegrasikan dalam
teks tanpa diapit tanda petik, (2) jarak spasi ganda sehingga tampak
seolah-olah bukan kutipan.
Contoh :
Berbahasa dan bernalar merupakan dua aktivitas yang tidak
dapat dipisahkan. Berkenaan dengan itu, ketika seseorang berbahasa, ia
sesungguhnya sedang mengaktualisasikan hasil proses bernalar. Oleh karena itu,
ketidakjelasan pesan yang disampaikan seseorang melalui bahasa dapat disebabkan
oleh ketidakteraturan proses penalaran.4 Dengan demikian,
pemberdayaan potensi dasar seseorang perlu diarahkan.
4 Jos Daniel Parera, 1991. Belajar
Mengemukakan Pendapat, Jakarta, Penerbit
Erlangga, hal. 129.
3. Catatan Kaki
Catatan kaki merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk menandai identitas sumber rujukan. Bentuk penandaan ini digunakan agar
pembaca dapat mengetahui identitas sumber rujukan secara langsung pada halaman
tempat kutipan berada. Oleh karena itulah, dalam penulisannya catatan kaki
dipisahkan dari teks sebelumnya dengan jarak dua spasi. Pemisahan itu dilakukan
dengan cara mencantumkan garis sepanjang 14 spasi dari margin kiri. Antara
catatan kaki dan jarak catatan kaki pertama terdapat garis pemisah berjarak 1
spasi.
Pengetikan angka arab satu dalam catatan kaki pertama
dimulai dan ditulis sejajar dengan margin kiri. Begitu pula dengan bagian
selanjutnya.
Untuk jurusan Manajemen Dakwah, skripsi ditulis dengan
menggunakan model pengembangan dari ‘Harvard’ Author-Date
Referencing style; yakni dengan penekanan pada nama pengarang dahulu, kemudian tahun penerbitan, dan begitu seterusnya
sesuai dengan jenis pustaka yang dikutip. Untuk
penulisan nama pengarang, semua nama panjang pengarang (maksimal tiga kata)
harus ditulis semua. Kalau lebih dari tiga kata, maka sebagian nama pengarang
bisa disingkat. Nama depan ditulis lebih dahulu, tidak perlu dibalik
sepertihalnya daftar pustaka.
Satu hal yang perlu diketahui, penulisan angka pada
catatan kaki harus terus hingga akhir penulisan, sehingga tidak setiap bab,
angka catatan kaki berganti angka 1, melainkan terus melanjutkan angka catatan
kaki dari bab sebelumnya.
Berikut ini pedoman teknis penulisan catatan kaki:
a. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari buku
(satu pengarang)
Contoh :
1 Robert
Louis Flood, 2001, Rethinking the fifth discipline: learning within the
unknowable, Routledge, London. hal. 45.
2 Ratih Huriyati, 2008, Bauran pemasaran
dan loyalitas konsumen, Alfabeta, Bandung, hal. 67.
b. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari buku
(dua pengarang atau lebih)
Contoh :
3 Monle Lee dan Carla
Johnson, 2007, Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global, terj.
Haris Munandar, Kencana, Jakarta, hal. 55.
c. Catatan
Kaki yang rujukannya diambil dari buku editorial yang berisi kumpulan artikel
Contoh :
1 Zairi (ed.)
1999, Best practice: process innovation management, Butterworth-Heinemann,
Oxford, hal. 23.
d. Catatan Kaki yang rujukannya diambil dari sebuah tulisan, artikel atau chapter yang
bersumber dari buku editorial. Jika editornya satu orang, maka cukup
menggunakan singkatan (ed). Jika editornya lebih dari satu, maka menggunakan
singkatan (eds).
Contoh :
1 Dennis Briscoe, 2008, "Talent
management and the global learning organization" dalam Vlad Vaiman dan
Charles M. Vance (ed.) Smart talent management: building knowledge assets
for competitive advantage, Edward Elgar Publishing Limited, UK, hal. 202.
2 Liz Jones dan Bridget
Somekh, “Observation.” dalam Bridget Somekh dan Cathy Lewin (ed.) 2005 Research
methods in the social sciences, SAGE Publications, London, hal. 138-145.
e. Catatan kaki yang rujukannya
diambil dari buku dengan corporate author, yakni pengarang sekaligus
sebagai penerbit bukunya
Contoh :
1 International Development Research Centre (IDRC) 1998, Biodiversity, equity and the environment:
a review of research for development, IDRC, Ottawa, hal. 34-39.
f. Catatan kaki yang rujukannya
diambil dari ‘buku online’ dengan corporate
author, yakni pengarang sekaligus sebagai penerbit bukunya
Contoh :
1 Institute of Medicine (US) 2006, Organ donation:
opportunities for action, The Online Books Page, viewed 11 June 2007,
http://onlinebooks.library.upenn.edu/new.html.
g. Catatan kaki yang rujukannya
diambil dari laporan komisi dengan corporate
author sebagai pengarangnya.
Contoh :
1 CHL
Consulting Co. Ltd., 2003 (unpub.), ‘A tourism development strategy for North
Tipperary’ [Draft report], commissioned by North Tipperary County Council et
al., October, pp. 1-63.
h. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari
jurnal ilmiah
Contoh :
2 Su Mi Dahlgaard-Park, 2006, "Learning from east
to west dan west to east," The TQM
Magazine, vol. 18, no. 3, hal. 217
3 Robert M. Fulmer & Philip A. Gibbs, 1998, "Lifelong learning
at the corporate university," Career
Development International, vol. 2, no.5, hal. 177.
4 E.C. Martins dan F. Terblanche, 2003, "Building
organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management,
vol. 6, no.1, hal. 70.
i. Catatan
kaki dari rujukan internet berupa artikel dari jurnal (jurnal online)
Contoh :
1 Chumaidi,
2000, “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”, Jurnal Ilmu
pendidikan, (online), jilid 5, no.4, diakses pada Januari 2000 dari http
://www.malang.ac.id
j. Catatan
kaki yang rujukannya dari artikel
dalam majalah dan koran
Contoh :
1 Suryadarma, 1990,
“Processor dan Interface: Komunikasi Data,” Info Komputer, vol. IV, April,
hal. 46-48
2 Muhammad Huda, 1991,
“Menyiasati Krisis Multidimensional Bangsa”, Jawa Pos, 13 Nopember, hal.
6.
3 Waterford, 2007, ‘Bill of Rights gets it wrong’, Canberra Times, 30
May, hal. 11.
Jika rujukan dari koran
atau majalah tersebut tidak ada penulisnya, maka cara penulisannya sebagai
berikut :
3 Jawa Pos, 1995, Wanita Kelas Bawah
Lebih Mandiri, 22 April, hal. 3.
k. Catatan
kaki dari karya terjemahan
Contoh :
5 Ary Jacod dan
Razavieh, 1995, Pengantar Penelitian Pendidikan, terj. Arief Furchan,
Usaha Nasional, Surabaya, hal. 167.
l. Catatan
kaki dari rujukan Skripsi
Contoh :
5 Sri
Mariyani, 2010. “Implementasi Etika Bisnis melalui Corporate
Social Responsibility di PT. Djarum Surabaya”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, hal. 56.
m. Catatan
kaki dari rujukan makalah yang
disajikan dalam seminar
Contoh :
5 Nurul Huda, 1991,
Penulisan Laporan Penelitian Untuk Jurnal, Makalah disajikan dalam
Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan
XIV, Pusat Penelitian IKIP, Malang, 12 September.
n. Catatan
kaki dari perkuliahan dosen yang
tidak dipublish
Contoh :
5 Klein, 2005, Community participation, Lecture notes distributed in the course CD1206
Associated leadership, 12 Desember 2005, University of Canberra, ACT.
6 Bambang Subandi, 2011, Manajemen Masjid di Perkotaan,
catatan perkuliahan di kelas matakuliah Manajemen
Masjid, 02 maret 2011, Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
0. Catatan
kaki dari rujukan internet berupa
karya individual
Contoh :
1 Hotchcock dan Hall.,
A Survey of STM Online Journal, 1990-1995 ; The calm before the Storm,
diakses pada tanggal 12 juni 1996 dari http
://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey. html
2
Aun Falestien Faletehan, 2010, Sudahkah
SDM kita punya Daya Saing?, diakses pada tanggal 25 Desember 2010 dari http://www.sunan-ampel.ac.id/index.php?option=com_content&view
=article&id=912%3Asudahkah-sdm-kita-punya-daya-saing&catid=45%3Akolom-p-rektor&lang=in
p. Catatan
kaki dari rujukan internet berupa
E-mail pribadi
Contoh :
1 Wayne Rooney,
2011 (rooney@gmail.com), Manajemen sport untuk dosen-dosen
IAIN Surabaya. 1 Februari, E-mail kepada Abdur Rahman Chudlorie (chudlorie@sunan-ampel.ac.id)
Untuk kasus tertentu dalam penggunaan catatan kaki, jika sumber pustaka yang akan dikutip
untuk kedua kalinya, maka kutipan yang kedua cukup ditulis nama pengarang,
judul buku atau artikel (ditulis miring), dan halaman kutipan. Kalaupun judul
bukunya panjang, maka bisa dihilangkan bagian akhirnya. Sebagai contoh:
1 E.C. Martins dan F.
Terblanche, 2003, "Building organisational culture that stimulates
creativity and innovation." European
Journal of Innovation Management, vol. 6, no.1, hal. 70.
2 E.C. Martins dan F.
Terblanche, Building organisational
culture,
hal. 73.
3 Robert M. Fulmer & Philip A. Gibbs, 1998, "Lifelong learning
at the corporate university," Career
Development International, vol. 2, no.5, hal.177.
4 M.
Ahmad. 2003, Etika
Bisnis Dalam Islam,
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, hal. 24.
5 Su Mi Dahlgaard-Park, 2006, "Learning from east
to west dan west to east," The TQM
Magazine, vol. 18, no. 3, hal. 217.
6 E.C. Martins dan F. Terblanche, Building organisational culture, hal. 65.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dicantumkan sebagai sumber referensi agar
pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber rujukan yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Dengan cara itu, pembaca yang ingin menyelidiki dan
atau mengidentifikasi sumber rujukan aslinya dapat menggunakan daftar pustaka
sebagai referensi langsung. Itulah sebabnya, sumber referensi yang tidak dikutip
dalam karangan tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.
Di samping itu, penulisan daftar pustaka memiliki kriteria
ini. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Nama penulis disusun menurut
alfabet dan hanya ditulis nama keluarganya saja (nama belakang), sementara nama depan
dan tengah cukup disingkat saja. Gelar akademik seseorang tidak boleh dicantumkan,
meskipun gelar nama pengarang dicantumkan di buku secara lengkap. Masing-masing
sumber pustaka ditulis dalam jarak satu spasi, sementara antar sumber pustaka
ditulis dalam jarak 2 spasi. Baris kedua dan selanjutnya dari setiap sumber
pustaka ditulis agak menjorok ke dalam sebanyak 7 ketukan.
Untuk jurusan Manajemen Dakwah, jumlah minimal daftar
pustaka yang harus dicantumkan dalam bagian akhir skripsi adalah 25 pustaka.
Dari jumlah minimal itu, mahasiswa wajib mencantumkan referensi yang berupa
jurnal ilmiah, baik yang berasal dari internet (ejournals) atau bukan,
minimal dua buah.
Selain itu, daftas pustaka skripsi ditulis dengan
menggunakan model pengembangan dari ‘Harvard’ Author-Date
Referencing style; yakni dengan penekanan pada nama pengarang dahulu (hanya nama belakang yang ditulis, sedangkan nama depan dan tengah cukup
diambil inisialnya saja), kemudian tahun penerbitan, dan
begitu seterusnya sesuai dengan jenis pustaka yang dikutip. Jika tidak ada nama pengarang, maka judul artikelnya yang ditulis lebih
dahulu.
Penjelasan lebih lanjut bisa
dilihat dalam bahasan berikut ini:
Contoh :
‘Internet
pioneer to oversee network redesign’ 2007, Canberra Times, 28 Mei, hal.
15.
‘Mining interests persevere’ 2005, Perth
Daily, 17 November, hal. 20.
Ahmad, M. 2003, Etika
Bisnis Dalam Islam, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
AM: news
& current affairs, radio program, ABC Radio, Sydney,
23 April, podcast diakses pada 28 Mei 2007 dari http://abc.net.au/news/subscribe/amrss.sml.
Arifin, B. 1961, Mengenal
Tuhan, PT Bina Ilmu, Surabaya.
Australian
Principals Associations Professional Development Council (APAPDC), 2004, Learn:
lead: succeed: a resource to support the building of leadership in Australian
schools, APAPDC, Hindmarsh, SA.
CHL
Consulting Co. Ltd. 2003 (unpub.), ‘A tourism development strategy for North
Tipperary’ [Draft report], commissioned by North Tipperary County Council et
al., October, hal. 1-63.
Chumaidi, 2000, “Pengukuran
Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”, Jurnal Ilmu pendidikan,
(online), jilid 5, no.4, diakses pada Januari 2000 dari http
://www.malang.ac.id
Clark, E.,
2003, ‘Enforcement, not shortage of laws, at the heart of spam’s virulent
growth’, Canberra Times, 13 July, diakses pada 25 July 2003 dari
http://www.canberratimes.com.au.
Cochrane,
A., 2007, Understanding urban policy: a critical approach, Blackwell
Publishing, Malden, MA.
Duffy,
A, Deakin, V, Narkiewicz, E. & Wilson, K., 2001, Guide to writing in
biomedical sciences, University of Canberra, ACT.
Faletehan, A.F., 2010, Performance
Management in Australia and Indonesia, VDM Verlag Dr. Muller, Germany.
Flood, R.L., 2001, Rethinking
The Fifth Discipline: Learning within the unknowable, Routledge, London.
Hundy, R
& Cameron, S., 2004, ‘Risk factors for sporadic human infection’, Journal
of Communicable Diseases Australia, vol. 28, no. 1, diakses pada 2 Desember
2005 dari http://pandora.nla.gov.au/pan/10754/20040610/www.cda.gov.au/
pubs/cdi/cdicur.htm.
Huriyati, R., 2008, Bauran
pemasaran dan loyalitas konsumen, Alfabeta, Bandung.
Institute
of Medicine (US) 2006, Organ donation: opportunities for action, The
Online Books Page, diakses pada 11 Juni 2007 dari http://onlinebooks.library.upenn.edu/new.html.
International
Development Research Centre (IDRC) 1998, Biodiversity, equity and the
environment: a review of research for development, IDRC, Ottawa.
Klein, S.,
2005, Community participation, Lecture notes distributed in the course CD1206
Associated leadership, 12 Desember 2005, University of Canberra, ACT.
Littlejohn,
SW & Foss, KA., 2005, Theories of human communication, 8th edn,
Thomas Wadsworth, Southbank, Vic.
Martins, EC. dan Terblanche, F. 2003. "Building
organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management,
vol. 6, no. 1, hal. 64-74.
Richards,
KC., 1997, ‘Views on globalization’, in HL Vivaldi (ed.), Australia in a
global world, Century, North Ryde, NSW.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta,
Bandung.
Waterford,
J., 2007, ‘Bill of Rights gets it wrong’, Canberra Times, 30 May, p. 11.
Widdowson,
D, Holloway, S & Murray, A., 2007, 006341 Customs management theory
& practice 2: study guide, Centre for Customs & Excise Studies,
University of Canberra, ACT.
Zairi, M
(ed.) 1999, Best practice: process innovation management, Butterworth-Heinemann,
Oxford.
5. Transliterasi
Transliterasi
dimaksudkan sebagai pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain.
Transliterasi Arab-Latin disini ialah penyalinan huruf-hurufarab dengan
huruf-huruf latin beserta perangkatnya
Ada beberapa prinsip
yang harus diketahui dalam transliterasi, yaitu
A. Sejalan dengan Ejaan
Yang disempurnakan
B. Huruf Arab
yang belum ada padanannya dalam
huruf latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik
dengan dasar“ satu fonem satu lambang”
C. Pedoman transliterasi
ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Rumusan singkat
penulisan transliterasi, sebagai berikut
Arab Indonesia
|
|
Arab Indonesia
|
|
Arab
Indonesia
|
||||||||||||
ﺀ
|
=
|
‘
|
|
ﺲ
|
=
|
s
|
|
ﻞ
|
=
|
l
|
||||||
ﺐ
|
=
|
b
|
ﺶ
|
=
|
sy
|
ﻢ
|
=
|
m
|
||||||||
ﺖ
|
=
|
t
|
ﺺ
|
=
|
sh
|
ﻦ
|
=
|
n
|
||||||||
ﺚ
|
=
|
ts
|
ﺾ
|
=
|
d
|
ﻮ
|
=
|
w
|
||||||||
ﺝ
|
=
|
j
|
ﻂ
|
=
|
th
|
ﻩ
|
=
|
h
|
||||||||
ﺡ
|
=
|
h
|
ﻆ
|
=
|
ż
|
ﻱ
|
=
|
y
|
||||||||
ﺥ
|
=
|
kh
|
ﻉ
|
=
|
‘
|
|
|
|
||||||||
ﺪ
|
=
|
d
|
ﻍ
|
=
|
gh
|
|
|
|
||||||||
ﺫ
|
=
|
dh
|
ﻒ
|
=
|
f
|
|
|
|
||||||||
ﺮ
|
=
|
r
|
ﻖ
|
=
|
q
|
|
|
|
||||||||
ﺯ
|
=
|
z
|
ﻚ
|
=
|
k
|
|
|
|
||||||||
Bunyi Madd
|
ā
|
ﺍ
|
|
Bunyi Diftong
|
ay
|
ﺃﻱ
|
||||||||||
ī
|
ﺇﻱ
|
aw
|
ﻮﺃ
|
|||||||||||||
ū
|
ﻮﺃ
|
|
|
|||||||||||||
Contoh
Huruf Arab
|
Trasliterasi latin
|
الحمد لله رب العالمين
|
Al-hamd li al-Allah
rabb al-'ālamīn
|
هول
|
Haula
|
روضة الاطفال
|
Raudah al-athfāl
|
المدينة المنورة
|
Al-Madīnah
al-Munawwarah
|
فعل
|
Fa’ala
|
Lampiran 1 : Contoh Matriks Proposal Skripsi
Manajemen Dakwah
FORMULIR USULAN SKRIPSI JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
A.
LATAR
BELAKANG PERMASALAHAN
Ide penelitian ini berawal
dari hasil pengamatan saya melalui media ataupun cerita teman-teman tentang
perkembangan kampus UIN Malang yang maju begitu pesat. Profil UIN Malang sejauh
ini bisa dikatakan sebagai model kampus yang penuh dengan perubahan. Berawal
dari sebuah Fakultas Tarbiyah, cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berdiri
pada 1961, lembaga ini kemudian beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Malang pada pertengahan 1997. Tidak cukup sampai di situ,
nama Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) sempat pula dipakai sebagai
implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Sudan pada tahun 2002;
sebelum akhirnya mentransformasi status kelembagaannya menjadi universitas pada
tahun 2008 dengan sebutan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN
Maliki) Malang.
Di sisi lain, saya juga
rutin membaca ide-ide baru dalam area manajemen. salah satunya, kampanye ‘learning
society’ telah menjadi topik utama bagi dunia manajemen di masa
postmodernisme-nya. Menurut teori jarum jam era manajemen Su Mi Dahlgaard-Park,
akhir abad
ke-20 adalah saatnya fokus
pada kualitas hidup, hyper competition, dan gempuran elektronik; yang
pada akhirnya memaksa semua organisasi harus ‘belajar cepat’, tidak cukup hanya
belajar. Gagasan learning organisation (organisasi pembelajar) hanyalah
secuplik dari wacana-wacana besar lain yang menjadi diskusi rutin pakar
manajemen abad ini. Kebutuhan untuk
mendorong semua organisasi agar menjadi learning organisation sepertinya menjadi
hal yang wajib untuk eksistensi diri. Dunia pendidikan, terlebih lagi,
merupakan concern utama yang tidak boleh dikesampingkan. UIN
Maliki Malang barangkali bisa dijadikan sampel kajian.
Faktor intensitas perubahan memang menjadi
salah satu ciri khas learning organisation. Namun tidak hanya perubahan
nama saja yang menjadi alasan utama pemilihan UIN Malang sebagai obyek
penelitian. Model interaksi akademik, cara pengembangan keilmuan, pola
penguatan SDM, kebiasaan melakukan riset di kalangan dosen, suasana
pembelajaran yang kondusif, networking dengan pihak luar, gaya
kepemimpinan transaksional-transformatif, dsb; adalah bagian budaya organisasi
UIN yang kemudian menarik perhatian untuk dianalisa lebih dalam. Inilah yang
menjadi alasan mendasar untuk melakukan penelitian dengan fokus identifikasi
atas profil UIN; apakah kampus rising star ini bisa disebut learning
organisation dalam kaitannya dengan manajemen budaya korporasi. Menjadi
‘organisasi pembelajar’ bukanlah sesuatu yang mudah karena menyangkut systemic
thinking organisasi; dan pengelolaan budaya organisasi yang
komprehensif menjadi salah satu akar strategis untuk mencapainya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah UIN Maliki Malang
bisa dikategorikan sebagai Learning
Organisation?
2. Bagaimanakah manajemen
budaya organisasi yang diterapkan di UIN Maliki Malang?
1) Apakah manajemen budaya
organisasi yang diterapkan bisa atau telah mendorong UIN Maliki Malang untuk
bisa menjadi Learning Organisation?
C.
JUDUL
PENELITIAN
Menjadi
Learning Organisation melalui
Manajemen Budaya Korporasi (Studi Etnografi tentang Organisational Learning di
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
D.
METODE
PENELITIAN
Pendekatan
penelitian ini bersifat kualitatif. Jenis yang dipakai adalah penelitian
etnografi. Teknik penggalian data yang akan dipakai adalah observasi, interview,
dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisa data, peneliti menggunakan ‘model analisa template’ (Template Analysis Model).
E.
HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN REFERENSI
TERKAIT
Ng Poh Yen melakukan riset tentang learning organisation terhadap
kampus-kampus swasta di Malaysia dengan judul “Learning Organization Dimensions on Knowledge
Sharing: A study of Faculty Members in the Private Universities in Malaysia”.
Studi yang dikerjakan Yen pada tahun 2009 ini bertujuan untuk menggali proses knowledge
sharing di sejumlah universitas. Selain itu, riset tersebut juga
menguraikan sejauh mana skill kepemimpinan dan budaya organisasi dapat
dijadikan sebagai motivator utama dalam membangun learning organisation.
Hal yang membedakan riset Yen dengan penelitian ini
adalah bahwa Yen tidak berusaha untuk mengidentifikasi apakah kampus tersebut
layak disebut learning organisation atau tidak. Yen hanya menganalisa
proses diseminasi pengetahuan dan kekokohan budaya organisasi sebagai penopang organisational
learning. Dengan melihat titik perbedaan itulah, maka menjadi wajar
bilamana penelitian ini menggunakan metode etnografi sebagaimana yang nanti
dijelaskan dalam sub-bab metode penelitian mengingat salah satu tujuan riset
ini adalah mengidentifikasi apakah UIN Malang layak disebut learning
organisation.
Di antara referensi yang nanti saya pakai adalah;
1) Bernard Burnes, dkk
(2003). "Organisational learning: the new management paradigm?" Management Decision, 41 (5),
hal.452-464.
2) David
A. Garvin, Amy C. Edmondson dan Fransesca Gino (2008). "Is yours a
learning organization?" Harvard Business Review,
hal. 109-116.
3) E.C. Martins dan F.
Terblanche (2003). "Building organisational culture that stimulates
creativity and innovation." European
Journal of Innovation Management, vol. 6 (1), hal. 64-74.
4) Minneh Kaliprasad (2006).
"The human Factor II: creating a high performance culture in an
organization." Cost Engineering,
vol. 48 (6), hal. 27-34.
5)
Paul Brewerton dan Lynne Millward (2001). Organizational Research Methods. London:
SAGE Publications.
6)
Poh
Yen, Ng (2009). Learning Organization Dimensions on Knowledge Sharing: A
study of Faculty Members in the Private Universities in Malaysia. Diunduh
dari
http://academic-papers.org/ocs2/session/Papers/B8/1113-2212-1-DR.doc.
7)
Su Mi
Dahlgaard-Park (2006) "Learning from east to west dan west to east," The TQM Magazine, vol. 18, no. 3, hal.
216-237.
Surabaya, __________________
Ketua Jurusan MD, Pemohon
Drs. Abd. Rahman
Chudlori, MM __________________
NIP. 195111041980031001 NIM.
Tim Penyusun Buku Pedoman
Penulisan Skripsi
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah IAIN Sunan
Ampel Surabaya
Penanggung Jawab : Drs. Abd. Rahman Chudlori, MM
(Ketua Jurusan Manajemen Dakwah)
Ketua :
Aun Falestien Faletehan, MHRM
Anggota :
Ahmad
Khairul Hakim, M.Si
Samsul Anam, MM
Ir.
Muhamad Ahsan, MM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
http://www.facebook.com/theicol