Di Irian Jaya yang mengenal mummie adalah suku Dhani dilembah baliwo
daerah pegunugan Jaya Wijaya, yang dikkususkan kepada jasad pemuka / pada suku
yang meninggal dengan tujuan tujuan agar rohnya tetap dekat dan dan selalu
melindungi kesehatannya serta kesejah traan masarakat.
Proses pembuatannya mayat setelah diatur poseisinya diletakkan di
atas panggung kemudian di asapi trus-menerus sampai kering . penyimpanannya di
lantai ke III honas pria kepala sulu
Upacara insiasi Pendewaan
Setiapm laki-laki akil balig dipisahkan dengan orang tuanya,
kemudian di gemleng fisik maupun mental sehingga menjadi pemuda yang gagah
berani dan tangguh
Tatalaksana Upacara
Anak lakilaki ber posisi telungkep dan dilukai punggungnya dengan
kayu yang tajam hingga darah keluar, oleh dua dukun beranak .
Yang lebih extrim lagi
Ø Kemudian oleh dukun lain, luka tersebut disembuhkan dengan cara obat
tradi sonal
Ø Mengeluarkan darah mempunya nilai simbolis <mengeluarkan yawa
sefat kanak-kanak>
Ø Menyembuhkan dengan mantrea diartikan.
Memberikan nyawa daru yang suci
Ø Penampilan dukun dengan kedok menyeramkan
, mukin Cuma menguji
Kesimpulan
Mungkin keita bisa merenungkan dari
budaya yang ada di PAPUA bayak hal yang mereka yakini, itusemua karena adanya
harapan, becara harapa, itu bulet,aneh,khayal,dan sebagainya. Terkadang kita
bingung dengan harapan kitasendiri, mau dibawakemana harapan ini? Apa harapan ini di biarkan terombang ambing
seperti buih di tengah lautan ? ataukah harapan itu di hilangkan ?
sehingga orang itu tidak terbebani oleh
harapan ! manuasi pasti pernah mempunyai harapa yang berbeda-beda dan dari
perbedaan itu kita bisa meyikapi dengan profesonal,kita bisa mensyurinikmat
yang telah dibeti alloh saw dan bisa berhidup sosial dengan baek
keritik dan saran x ok gan
BalasHapus